Setelah postingan terakhir
“Kopdar tanpa Foto” blog ini mandeg, komentar² para sahabat malah gak sempat dibales. Padahal saya pingin sekali menulis postingan, tapi gara² uang Rp. 25 saya hilang, semua menjadi buyar. Pasti semua pada bertanya, ada apa dengan uang Rp. 25, kan hanya Rp. 25 mosok sampai bingung.
Ceritanya begini, sepulang dari Yogyakarta, bukan oleh² Batik atau Bakpia Pathok yang saya bawa, tapi saya malah kehilangan uang senilai Rp. 25. Nilainya hanya sak upil sih, tapi efeknya bisa bikin puyeng tujuh keliling. Uang tersebut terselip pada sebuah laporan pembukuan, andaikan uang tersebut bisa diganti dengan membayar tunai pasti saya bayar lebih dari itu, masalahnya uang ini hilang tidak terdeteksi dipembukuan.
Setelah seharian mencarinya, ternyata uang tersebut nyangkut diatas asbes gelombang hehehe. Loh kok bisa, karena harga asbes yang semula Rp. 98.750 saya tulis Rp. 98.725 hehehe. Entah dari mana saya bisa menuliskan angka tersebut, mungkin karena kelelahan atau terlalu banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan, soalnya di tinggal main² ke Yogya sampai beberapa hari hehehe. Kejadian ini mungkin adalah sebuah karma atau kebetulan bagi saya, karena selama sekolah, pelajaran yang saya benci adalah pelajaran Akuntansi, eh kok ndlalah ketemu di dunia kerja.
Kalau dilihat sih sepele, tapi semua tetap harus dipertanggung jawabkan, andaikan semuanya bisa dibayar tunai pasti akan mudah dan gak akan ribet. Hmmm….karena uang Rp. 25 saja jam tidurku berkurang, makanpun tak selera, padahal hanya sak upil tapi lumayan bisa membuat saya stress, gimana gak mau stress wong di deadline hehe. Hal sekecil apapun jangan dianggap remeh, besar atau kecil semua akan membawa efek tersendiri.