Musim hujan telah tiba, apa yg diinginkan para petani dan berbagai kalangan masyarakat lainnya sudah datang. Memang kemarau beberapa bulan lalu terasa amat lama, padahal hanya 1 bulan tapi sudah terasa sangat panas.
Ketika hujan mulai turun, horee,, sorak sorai kegirangan masyarakat menyambut datangnya air dari langit itu. Sujud syukur serta pujian² datang dari segela arah penjuru menyambut datangnya hujan. Tapi kegirangan tersebut hanya datang beberapa saat saja, hanya dalam hitungan hari air dari langit itupun berubah jadi sosok yang ganas, yang kalap dan tidak peduli terhadap apa yang ia sentuh.
Blarrr, sebuah gubuk kecil ditepi pinggiran kali hanyut terbawa derasnya arus air kali. Kegirangan yang terlihat beberapa hari lalu mulai hilang, bahkan bukan hanya langitpun yang meneteskan air tapi sang penghuni gubuk itupun ikut mengeluarkan air mata. Tidak hanya gubuk itu, tapi tebing dipinggir jalan itu ikut tergerus oleh derasnya air hujan. Konon pepohonan itu bisa menahan laju air hujan, tapi sayang pohon itu sudah tidak bersisa lagi.
Siapa yang salah, hujankah atau penghuni gubuk itu yang telah sedikit menyumbat jalannya air atau si penebang pohon itu. Hmmm, ataukah ini takdir, entahlah sayapun bingung dan tidak akan memvonis siapa yang salah dan siapa yang benar, yang ada dibenakku kenapa hujan jaman sekarang tidak pernah membawa kesejukan malah membawa petaka. Jadi kemana hujan yang dulu selalu membawa berkah dan kesejukan itu. Kami semua kangen akan kehadiranmu.