Pendidikan Moral Pancasila

Sumber gambar dari Google

“Indonesia, negara yang dulunya terlahir dari beberapa kerajaan, dimana menyatu menjadi satu kesatuan. Indonesia, terkenal sebagai bangsa yang beraneka ragam adat, budaya dan agama. Dan, Pancasila sebagai ideologi dasar negara Indonesia.”

Paragraf diatas adalah sisa-sisa kalimat yang aku ingat saat aku masih duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Yah, sebuah pelajaran Pendidikan Moral Pancasila, dimana kita diajarakan tentang wawasan nusantara, budi pekerti dan toleransi antara sesama. Namun seiring berjalannya waktu, seolah terkikis oleh perkembangan jaman modern, pelajaran ini sekarang hanya tinggal sebatas kurikulum saja.

Banyak yang mengatakan bangsa ini sudah kehilangan moralitas. Korupsi Nipotisme dan Kolusi seakan- akan sudah menjadi berita biasa negeri ini. Pemerintah kurang maksimal dalam menjalankan roda pemerintahan, saling sikut antar penguasa membuat rakyat senggsara. Ah, sudahlah jangan berfikir terlalu jauh, lihatlah diri sendiri dulu, apakah kita sudah bermanfaat dan sudah bermoral baik. Dengan begitu kita tidak akan mudah melemparkan suatu kesalahan yang belum benar adanya kepada orang lain atau pihak-pihak lain.

Permasalahan yang ada sebaiknya diselesaikan secara benar dan tepat. Stop saling memaki, menghujat dan merusak, dengan demikian akan tercipta sebuah kondisi yang aman dan kondusif. Dukung pemerintahan yang ada, meski sadar atau tidak, kebijakan yang dibuat terkadang menyesakkan, tapi sebaik kita harus berhusnudzon saja sama pemerintah. Jika memang tidak puas sampaikan dengan baik dan benar tanpa harus ada yang dirugikan. Dan, satu lagi yang sangat memprihatinkan, tidak semua berita dan informasi yang ada itu benar adanya, maka jadilah warga negara yang cerdas, yang bisa menyaring berita dan informasi.

Bangkitlah Bangsaku !!
Jadilah bangsa yang bermartabat, bangsa yang bermoral dan bangsa yang disegani. Wahai para Bapak pemimpin, jadilah pimpinan sekaligus panutan pagi rakyatnya. Bangsa yang kokoh adalah bangsa yang mempunyai pondasi dasar kuat. Pancasila sebagai dasar pondasi bangsa ini sudah seharusnyalah kita perpatokan padanya.

Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bangkit di BlogCamp

Sebuah Pengalaman Berharga

Sumber gambar dari Google

Susahnya mencari pekerjaan jaman sekarang ini memang sangat sulit, aku sudah pernah merasakannya. Kesana kemari menenteng surat lamaran, keluar masuk dari instansi satu ke instansi lainnya. Tiap hari kerjaannya hanya menunggu telp atau menununggu Pak Pos datang bertamu kerumah untuk membawa surat panggilan kerja. Menyerah, itulah yang pernah tebesit dalam benakku, untungnya fikiran itu tidak terlalu lama mengendap dalam benakku.

Suatu hari betapa senangnya hatiku, sebuah SMS masuk ke HP ku, “diharap kehadirannya besok tanggal …bla..bla..bla #sudah lupa isinya#, dengan membawa persyaratan yang sudah ditentukan, tak henti hentinya aku bersyukur. Angan anganku pun melayang jauh, membayangkan interview yang akan terjadi besok. Keesokan harinya, aku sudah berpakaian rapi dan membawa semua persyaratan yang diminta. Anganpun mulai melayang, mengkhayal tentang apa yang akan terjadi kemudian hari seandainya aku diterima bekerja disana.

Pagi pagi sekali akupun berangkat dari rumah menuju alamat yang sudah direkomendasikan oleh perusahaan tersebut, ditemani si Kuning (Sepeda Balap) yang selalu setia menenamiku sejak aku SMA sampai tamat SMA, aku mengayuh perlahan lahan menikmati jalanan yang sudah lama tidak aku lewati. Sesampainya disana, entah mimpi apa aku semalam, khayalan yang semalam aku bayangkan sangat tidak mirip dengan apa yang aku bayangkan. “Naik apa kesini Mas ?” tanya seorang personalia padaku. “Naik sepeda ontel Pak” jawabku. “Punya sepeda motor Mas ?” tanyanya lagi, “ Enggak Pak” jawabku. “Maaf Mas kami membutuhkan karyawan yang mempunyai sepeda motor” sambungnya. Hah ???? kenapa dalam pesan singkat tersebut tidak disebutkan harus mempunyai sepeda motor. Kecewa, pasti itu.

Ya sudahlah, mungkin bukan takdirku untuk bekerja disana, dan pengalaman yang lainnya, aku malah diminta uang sekian juta oleh salah satu Instansi pemerintahan untuk memuluskan supaya aku diterima ditempat tersebut. Hadehh, mau cari uang kok harus bayar dulu sih !!. Dari pengalaman tersebut aku berjanji dan aku yakin tanpa harus mempunyai sepeda motor dan membayar suatu saat nanti pasti aku akan meraih semua cita citaku.

Baru pada awal tahun 2007 aku bekerja operator warnet, sambil mencari batu loncatan kesana kemari mengirimkan lamaran pekerjaan. Dan alhamdulillah diawal 2009 aku diterima di salah satu perusahaan BUMN. Dari sini aku sadar, bahwa semua yang telah aku lalui hanyalah sebuah pembentukan mental untuk tidak putus asa dalam meraih cita cita. Disini (tempat kerjaku yang baru) aku mendapatkan banyak sekali pelajaran, bukan hanya sekedar materi, tetapi sosial terhadap lingkungan sekitar juga aku dapatkan. Aku bisa membuktikan, ternyata tidak harus punya sepeda motor untuk bekerja dan tidak harus membayar untuk meraih sebuah cita cita.

Kini sudah tahun 4 aku bekerja sebagai karyawan BUMN ini. Rasanya masih banyak sekali hal hal yang ingin aku raih, terutama segera menikah dan mempunyai keluarga kecil yang bahagia. Bukan hanya itu, impian utamaku adalah naik haji bersama Umi hehehe. Satu hal yang bisa aku pelajari dalam pengalaman kehidupan ini, mencari ilmu bukan semata mata kelak untuk mencari sebuah materi, melainkan supaya aku tidak menjadi orang yang mudah dibodohi. Biarlah ilmu itu mengalir dan bermanfaat, serta menghasilkan sebuah karya yang menghasilkan sebuah kebaikan dunia dan akhirat.

Selamat ulang tahun Mbak Noorma, panjang umur dan semoga bisa menjadi Ibu yang baik untuk keluarga. Oh ya semoga dedek yang ada didalam rahim sehat selalu dan terlahir menjadi anak yang sholeh dan sholehah AMIN.


"Tulisan ini diikutsertakan dalam GiveAway Cah Kesesi AyuTea yang diselenggarakan oleh Noorma Fitriana M. Zain"

Vania, Inilah Aku

Hai sahabat blogger, lama banget gak posting nih, banyak sekali yang terlewatkan olehku. Iya, iya,,sebelum panjang lebar ngalur ngidul bercerita, aku mau mengucapakan permohonan maaf yang sebesar besarnya bagi para pengunjung blog mbulet ini, karena aku nggak bisa membalas komentar komentar yang ada. Bahkan sampai ada yang bertanya, Kemana aja nih kok menghilang ?? Hei…. aku masih disini, masih ada dibumi ini, siapa yang menghilang hehe. Bukan karena alasan sibuk atau nggak punya waktu untuk memposting sesuatu, tapi aku mempunyai sahabat baru yang tidak pantas dijadikan sahabat blogger lainnya, dia bernaman “malas” hehehe, sudah ah basa basinya.

Nah mumpung masih bulan Mei, bulan dimana aku terlahir ke dunia ini dan merasakan nikmatnya oksigen untuk yang pertama kali. Aku ingin mengucapkan kepada semuanya yang terlahir dan yang tercipta pada bulan Mei, selamat dan semoga keberuntungan_Nya selalu menyertai kita semua #AMIN.

Sedikit becerita tentangku 27 tahun yang lalu. Aku terlahir bukan dari kalangan yang berada, tapi terlahir dari kalangan seorang petani biasa. Bisa dibilang masa kecilku dulu sangat tidak indah, bahkan aku tidak bisa merekam semua kejadian kejadian tersebut, entah kenapa. Aku terkenal sebagai anak pendiam dan pemalu. Yah, masih teringat sedikit dalam benakku, ketika aku diajak Ibu masuk ke sebuah sekolah Taman Kanak Kanak, hari pertama langsung menangis karena aku gak mau sekolah TK. Dan setelah seminggu Ibu setia menemaniku akhirnya aku luluh untuk sementara waktu. Tapi setelah itu aku malah kabur pulang kerumah, mulai sejak itu aku resmi bukan menjadi seorang anak TK lagi hehe. Hari hari kulalui dirumah, entah ngapain dulu aku dirumah, aku sudah lupa, seingatku, aku sering diajak Ayah bermain kesawah.

Setelah aku berumur 6 tahun, baru Ayah dan Ibu nekat mendaftarkanku kesebuah SD dekat rumah. Maklum SD pada jamanku dulu tidak terlalu banyak persyaratan, hanya di tanya nama Ayah dan Ibu serta beberapa macam warna itu sudah dinyatakan memenuhi persyaratan. Tapi dari beberapa pertanyaan yang diajukan aku tidak bisa menjawab. Dari awal sebenarnya aku sudah ditolak oleh pihak sekolah karena faktor usia yang masih belum memenuhi syarat, untungnya pamanku adalah seorang guru disekolah tersebut akhirnya aku bisa diterima, jadi terkesan ada unsur kong kalikong alias nipotisme hahaha. Akhirnya aku menjadi anak SD mendahului teman teman sepantaranku.

Di awal sekolah SD pun aku tidak bisa ditinggal begitu saja oleh Ibu, Ibu pun dengan setia ikut sekolah didalam kelas. Lama kelamaan aku merasa mulai terbiasa, meski dengan nilai raport yang pas pasan, tapi Ayah dan Ibu selalu memberikan dukungannya. Tapi, satu hal yang tak berubah dari dirku, sifat pemalu dan pendiam masih melekat dalam diriku. Nah, pas aku SMP, ayah berinisiatif mengirimku kesebuah pesantren. Disinilah aku bisa merasakan keadaan yang berbeda, dimana aku harus dituntut mandiri dan bisa berinterksi dengan sesama santri. Dipesantren inilah banyak sekali ilmu yang aku dapatkan, terutama ilmu bersosialisasi dengan sesama santri, sampai aku masuk SMA ayah membiarkanku untuk terus menetap dipesantren.

Mungkin ayah dan ibu sudah tidak tahu bagaimana cara membuat anaknya menjadi seorang yang kuat setelah mereka tidak lagi berada dalam setiap waktu. Namun baru aku sadari, ternyata ayah dan ibu memberikan formula yang tepat kepadaku untuk menghilangkan sifat pemalu dan pendiam yang ada padaku, serta memberikan ilmu nyata tentang sebuah kemandirian.


Sempat terpikir olehku ayah dan ibu kejam dan keras padaku, tapi anggapan itu aku tepis setelah usiaku beranjak dewasa, memang benar beliau tidak pernah mengajarkanku pada kemandirian, tapi tindakan beliau membuat aku menjadi anak yang mandiri # ALHAMDULILLAH. Sangat beruntung sekali anak anak jaman sekarang yang mempunyai masa kecil indah, meski terkdang keindahan mereka terkadang tidak terlihat menawan dihati orang tua. Dunia anak itu penuh dengan misteri, lucu dan menggemaskan. Tapi, satu hal yang pernah aku rasakan, faktor lingkungan sangat dominan untuk merubah prilaku seseorang.

Selamat ulang tahun untuk thegreenpensieve.com dan selamat Ulang tahun yang ke 4 untuk Adik Vania, jadilah anak yang pintar, anak yang aktif dan jangan jadi anak pemalu kayak aku dulu hehe. Semoga cerita ini bisa menjadi inspirasi dan memberikan hikmah serta bermanfaat # AMIN. Wah, panjang juga nih postingan kali ini ya hehehe.

Postingan ini diikut sertakan di dalam Our Pensieve's 1st Giveaway yang diselenggarakan oleh Kak Thia

NB : Kak Thia pinjam fotonya Vania yahh,, hi hi hi




Dariku untukmu, Abi

Sumber gambar dari Google


Tulisan ini ku awali dengan mencoba melemparkan kembali ingatanku dua tahun silam, dimana sebuah sms nyasar yang ternyata merubah seluruh episode hidupku saat ini. Seseorang yang dulu ku anggap sama dengan isengnya orang-orang lainnya yang sok nyasar (hehe..ngapunten bi), akhirnya kutanggapi dengan tidak serius pula. Namun semakin bertambah hari dengan rutinnya sms tersebut menyapaku dengan enjoy dan tidak pula membuatku bosan, bersahabatlah aku dengannya. “Kang Sofyan”, panggilanku sesuai dengan nama FB-nya.

Curhat, canda yang tidak sekedar ingusan yang ia tawarkan disela sibuknya rutinitasku pada waktu itu, menjadikanku maniak Hp. Bagaimana tidak, hampir setiap dering sms di Hp usangku berbunyi, seakan aku mendapatkan harta karun, aku berlari berharap smsnya menyapaku. Ku fikir tidak ada salahnya dengan menjadikannya kerabatku, dengan begitu aku akan selalu dekat dengannya. Ku jodohkanlah dia dengan sepupuku, namun jawaban darinya membuatku tertegun, alasannya simpel, dia tidak mau dijodoh-jodohkan. Huft..entah darimana asalnya, persahabatan kami pun naik kepada tahap ta’aruf. Hmmm...

Epilog diatas adalah untuk membuka jendela memory kami dua tahun silam. Ah... tidak kusangka.

Nah sahabat netter (Kang Sofyan mood on), Kang Sofyan atau yang selama satu tahun belakangan akrab ku panggil dengan “Abi”, memintaku untuk menulis beberapa kesan dan pesan selama saya mengenalnya, entah apa maksudnya, yang jelas dengan sangat terpaksa saya harus menurutinya hehe. Namun difikir, tak ada salahnya dan patut dicoba, sekaligus sebagai hadiah kado ulang tahunnya, sebelum hadiah yang bersifat dhohir saya berikan kepadanya. OK lah, kita masuk aja ke inti.

KESAN Umi kepada Abi :
Selain kocak abis, Abi itu g banyak tingkah. Sukanya yang mudah-mudah, hehe.. namun yang bikin Umi saluuuuuuutttt banget sama Abi, konsistennya itu loch.. trus jujur, g mau memendam masalah, hal ini yang bikin umi sempet meledak. Tapi Abi itu kayak guru bagi Umi, kayak ayah, sahabat, dari Abi Umi banyak sekali belajar arti hidup dan menyayangi sesama. Meskipun masih banyak yang g Umi fahami, kenapa Abi terkesan pendiam (kalo dilihat sekilas hehe), makanya ayah sama ibu ehm ehm...

PESAN Umi buat Abi:
Emmmmm....masak murid ngasih pesan ke gurunya???? Wkwkwkw..Meskipun slogannya Abi “jadikan hidupmu lebih baik dari hari kemaren”, tapi terkadang kita tidak sadar apakah kita memang sudah lebih baik dari hari kemaren apa belum, namun tidak ada salahnya juga jika kita berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang kita lakukan di hari kemaren. Berusaha, meskipun terkadang kita masih sering lalai. Umi cuma berhadap Abi tetep seperti dulu, seperti orang yang pertama Umi kenal, “Kang Sofyan” yang humoris, santai, nasihatnya tidak menggurui, dan nyaman di ajak ngobrol ngalur ngidul hehehe...

Untuk Abi nan jauh diseberang,,ahay!!! G seberapa tulisan yang rada semrawut di atas, hanya lima persen saja mewakili ungkapan hati Umi. Yang 95 persen hanya Abi dan Umi yang tau..uhuy..(sensor..)

Ya Allah, jagalah dirinya yang amat ku cintai dan ku sayangi
Dikala penjagaanku tak sampai padanya
Karuniakan padanya kesabaran dan kekuatan
Sayangi ia dikala sayangku tak mampu merengkuhnya dalam dekapan nyata
Muliakan ia kala pengahargaanku tak terangkum dalam kata yang sahaja
karena Engkau punya segala yang ku tak punya

Penulis : Nikita Wachdah




My Profil

Foto saya
Saya lahir, tumbuh, menghabiskan masa ABG di Jember dan sekarang saya mengais rejeki dengan menjadi seorang buruh di sebuah perkebunan di Banyuwangi. Motto dalam hidup saya "Jadikan Hidup Kamu Hari ini Lebih Baik Dari Hari Kemarin"

Post. Terbaru

Followers