Ingin Seperti Kakek


Foto diatas adalah foto Kakek [Tarmi Taher] dan Nenek [Farida] saya bersama turis yang nyasar, hehe. Foto diambil sekitar tahun 1996. Alhamdulillah Nenek masih sehat wal 'afiat sampai saat ini. Tapi sayang Kakek sudah wafat pada tahun 1999, tepatnya tanggal 9 Syawal 1420 H. Semua tidak mengira kalau kepergian Kakek begitu mendadak, pasalnya tidak ada firasat sedikitpun sebelum beliau meninggal. Karena beliau masih berpuasa sebulan penuh dan saat Idul Fitri beliau masih bersilaturrahmi kepada sanak saudara dan para tetangga.

Kepergiannya yang mendadak membuat semua keluarga dan tetangga terperangah tidak percaya. Tapi bagaimanapun namanya ajal tidak ada yang bisa mendeteteksinya kapan akan terjadi. Padahal pada 3 hari sebelumnya Kakek masih sehat dan bersedia untuk berfoto dalam acara wisuda Pak Lek saya.


Tidak pernah ada yang mengira kalau Ramadhan pada saat itu adalah Ramadhan terakhir bagi Kakek. Beliau menutup mata menghadap Ilahi dengan manis. Setelah sebulan berpuasa dan masih sempat bersilaturrahmi pada sanak saudara dan tetangga, beliau dipanggil menghadap_Nya. Sungguh itu impian semua manusia.

Banyak sekali pesan dan kesan yang bisa saya ambil dari sosok Kakek. Beliau sangat istiqomah sholat berjama'ah baik dirumah lebih-lebih dimasjid. Dan beliau juga seorang pekerja keras dan disiplin dalam mendidik putra-putrinya di segala hal, lebih-lebih dalam hal agama.

Banyak sekali kenangan saya bersama beliau. Karena sejak kecil beliau tinggal serumah bersama saya. Dan seandainya ini adalah Ramadhan terakhir bagi saya, saya ingin menjadi manusia yang lebih istiqomah dalam hal kebaikan serta menjadi kepala keluarga yang tegas, sekaligus menjadi pemimpin dan panutan bagi Umi, sebagaimana yang telah Kakek lakukan semasa hidupnya.

Siapa yang tak mau sukses dunia dan akhirat, semua pasti menginginkannya. Tapi untuk meraihnya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Semua perlu latihan dan kerja keras. Semoga Ramadhan tahun ini kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran yang ada didalamnya sehingga kita bisa menjadi manusia yang Rabbani. Amin

Tulisan ini diikutsertakan dalam Ceria Ramadhan Bersama Gamazoe dan Dhenok Habibie



   

Kakek Najib





Hmm. . ternyata wajahku sudah kriput.

Mungkin sebentar lagi aku akan menyusulmu menghadap_Nya, sayang.

Waktu terasa begitu cepat. Apakah tahun depan aku bisa bertemu dengan Ramadhan lagi.

Mmmm, semoga saja begitu.

“Kakekkk…ayo berangkat taraweh, Abi sama Umi sudah menunggu tuh” suara Nabhan membuyarkan lamunan Kakek Najib di depan Cermin .

"Iya sebentar, Kakek mau pakai kopyah dulu" sahut Kakek Najib dari dalam kamar.







Ramadhan Ceria


Alhamdulillah bertemu lagi dalam suasana Ramadhan # sambil pegang kemoceng dan sapu membersihkan blog yang sudah lama tah tersentuh hehe. Saking lamanya beberapa hari yang lalu saya sempat kebingungan untuk login masuk blogspot. Kunci untuk masuk rumah dunia maya tertutup sarang laba-laba alias saya lupa paswordnya. Kok ajaibnya pas saya sholat, kejadian ini malah jadi fokus utamanya # Astaghfirullah. Ya sudahlah, selesai sholat [komplit sama do'a nya] saya mencoba membukanya dengan sandi yang terbayang-bayang waktu sholat tadi. Kok dhilalah bisa kebuka # Alhamdulillah.  

Oh ya, ngomongin tentang Ramadhan tahun ini, bagi saya suasananya beda sama tahun kemarin. Kalau tahun kemarin menu sahur pertama hanya air putih, tapi sekarang komplit sak sambelnya juga. Yah, tahun kemarin hanya sebuah SMS yang membangunkan saya ketika sahur dan menemani saya ketika buka telah tiba. Tapi sekarang SMS itu berubah menjadi wanita cantik yang saya idam-idamkan sejak dulu, "Abi ayoo sahur" saat Umi membangunkan saya pas sahur pertama semalam.

Ini adalah Ramadhan pertama yang saya alami bersama Umi. Berbuka dan sahur berdua dengan menu sederhana. "Umi kuat tah puasa hari ini ?" tanya saya pada Umi, "Insya Allah kuat, Bi" jawab Umi. Dalam hati saya bergumam, semoga saja Umi kuat dan si dedek di dalam perut Umi tidak berontak. Ba'da sholat subuh gelagat Umi sudah gak beres, Umi terburu-buru ke kamar mandi. Hmm...ternyata santap sahur yang beberapa jam masuk kedalam perut Umi keluar lagi. "Sudah jangan dipaksakan, toh entar kalau dipaksakan hasilnya gak bagus untuk Umi dan Janin yang ada didalam perut Umi" kata saya.

Dan tadi siang ketika saya pulang kerja, saya melihat Umi tertidur pulas dengan wajah pucat. Yaa Allah, "gak usah dipaksakan pun sayang, toh masih ada 29 hari lagi". "Umi boleh puasa, tapi tidak boleh langsung puasa Maghrib, coba bertahab dulu, 1-3 hari Umi latih untuk puasa Dhuhur dan selanjutnya Ashar trus Maghrib, siapa tahu bayi yang ada didalam perut Umi bisa beradaptasi" saran saya. Dengan meneteskan air mata Umi akhirnya membatalkan puasanya tepat pukul 14.00 WIB. 

Usia kandungan Umi sekarang sudah berumur 5 bulan. Umi sudah bisa merasakan pergerakan bayi yang ada didalam perutnya. Sebelum bulan Ramadhan, ketika si bayi sudah merasa lapar bisa dipastikan Umi mual-mual. Tapi yang membuat saya penasaran, kenapa setiap saya ngelus-ngelus perut Umi, dedek malah antheng gak ABG [ABug Glubug] bergerak-gerak, padahal saya pingin merasakan pergerakannya.

Ya sudahlah, semoga Puasa hari ini berjalan lancar dan selanjutnya diberi kemudahan dan kesuksesan sampai hari Kemenangan tiba. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa semuanya, mohon maa'f lahir dan bathin.

My Profil

Foto saya
Saya lahir, tumbuh, menghabiskan masa ABG di Jember dan sekarang saya mengais rejeki dengan menjadi seorang buruh di sebuah perkebunan di Banyuwangi. Motto dalam hidup saya "Jadikan Hidup Kamu Hari ini Lebih Baik Dari Hari Kemarin"

Post. Terbaru

Followers