Cerita ABG Hot

Sumber gambar dari Google

Mohon maaf kalau Anda menyangka atau mengira judul postingan ini adalah sebuah Cerita ABG negatif, yang ada Anda akan tersesat membaca cerita postingan ini, karena cerita ini gak ada hubungannya dengan Cerita ABG negatif sama sekali, hehe. 

Cerita ABG ini bermula ketika saya baru lulus SMA. Saya sudah mempunyai rencana untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu merasakan indahnya kuliah. Menikmati asiknya menyandang sebuah nama Mahasiswa. Tapi namanya rencana tetaplah rencana, semuanya Tuhanlah yang menentukannya. Meski saya lulus test masuk Perguruan Tinggi Negeri, tapi saya tidak bisa memaksakan diri melihat kenyataan ekonomi keluarga yang pas-pasan.

Ahh, kalau mengingatnya bisa brebes mili, 2 pilihan yang sangat sulit, ingin meraih cita-cita, tapi keluarga tak punya biaya. Ya sudah akhirnya sejak itu saya resmi menjadi seorang ABG Pengacara (Pengangguran Banyak Acara) hehehe.

Saya tidak menyerah begitu saja pada nasib. Memasuki bulan Ramadhan saya berinisitif untuk mencari uang sendiri. Yah, mungkin cara yang mudah dan pas bagi saya pada saat itu adalah mencoba merasakan menjadi kuli bangunan. Berpuasa dibawah terik matahari yang sangat menyengat, berjemur dan bergelut dengan material bangunan itu sangat mengesankan dan akan menjadi sebuah kenangan tersendiri bagi saya.

Menjadi kuli bangunan adalah salah satu Cerita ABG dan kenangan yang sangat WOW bagi saya. Pada masa ABG saya sudah banyak mengenyam pengalaman hidup yang pahit, tapi baru saya sadari kalau semua itu adalah ramuan jamu kuat mengarungi lika liku kehidupan.

Cerita ABG ini adalah program PKK (Peduli Kata Kunci) yang diadakan oleh Warung Blogger untuk melawan, menumpas, membasmi (opo maneh) artikel-artikel yang berbau pornografi. Dengan Internet sehat, maka ABG Indonesia akan kreatif dan dijauhkan dari hal-hal yang negatif.



November Menunggu

Gambar dari Google

Sekarang sudah memasuki bulan November, bulan ke Sebelas di kalender masehi. Menurut buku berwarna pink yang Umi miliki saat ini, HTP (Hari Taksiran Persalinan) Umi Insya Allah jatuh pada Tanggal 08 November 2013. Subhanallah, ini baru yang namanya sesuatu, hehehe.Tak ayal buat saya, Umi dan keluarga besar lainnya, bulan Sebelas adalah bulan penuh kebahagiaan # Amin.

Setelah beberapa hari kemarin, kami [saya dan Umi] merayakan 1ST Anniversary. Selanjutnya kami sibuk melirik kalender setiap pagi. Alasannya karena sudah memasuki bulan Sebelas, itu artinya sebentar lagi akan ada suara tangisan seorang anak mungil, lucu dan unyu-unyu ditengah keluarga kami.

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 30 Oktober 2013, saya dan Umi pergi ke sebuah rumah sakit swasta di tempat kami guna melihat dan mengecek keberadaan bayi yang sedang Umi kandung. Seperti menunggu sebuah berita, saya melihat Umi begitu gelisah, karena dokter yang kami harapkan tidak segera kunjung tiba. Padahal waktu yang telah ditentukan sesuai dengan surat pengantar dari kantor, tapi tetap aja molor. Hmmm... sekitar 1 Jam lebih kami menunggu dokter yang bergelar SpOg tersebut.

Eng..ing..eng..tepat pukul 14.30, dokter yang kami tunggu tiba dengan memberikan senyuman manis kepada kami, "sudah dari tadi, Mas ?". "Hadeehh, andai saja saya gak butuh, sudah dari tadi kami pulang, wes ngantuk, wetheng wes lue iki, Dok" ketus saya dalam hati. 

Tanpa basa basi dokter dan 2 asistennya langsung memeriksa kandungan Umi. "Wah sepertinya anak sampean Laki-laki, Mas", kata salah satu asisten dokter itu. Saya hanya diam, dan pandangan saya tertuju pada salah satu alat yang ada didalam ruangan tersebut. "Apakah ini yang di namakan USG, ooo seperti komputer, toh" gumam saya dalam hati.

Gambar dari Google

Teeetttt.......
Alat USG mulai di hidupkan si Dokter pun mulai bereaksi. "Hmm..posisi janin bagus, wah bayinya gedhe dan sehat" kata dokter sambil mengoprasikan alat USG tersebut. "Awas jangan dekat-dekat, Mas, hehehe" si Dokter memperingati sambil bercanda karena saya melihatnya spaneng (serius). "Sekarang ingin tahu jenis kalaminnya nggak ?" tanya dokter pada saya. "Ya, Dok" jawab saya. "Hmm jenis kelaminnya laki-laki", selang beberapa saat "ehh perempuan" kata dokter kepada kami.

Memang kata sebagian banyak orang, hasil USG tidak bisa di jadikan patokan mengetahui jenis kelamin. Banyak sekali yang keliru, ketika di USG kelaminnya perempuan, eh setelah lahiran malah laki-laki. Kesimpulannya biarlah Yang Maha Pemberi yang menetukan, laki-laki atau perempuan yang penting sehat, selamat dan sholeh/sholehah itulah harapan kami.

Akhirrnya, rasa lapar dan haus kami terobati dengan kabar gembira dari dokter. "Insya Allah 2 minggu lagi Istri Anda akan melahirkan" kata dokter tersebut. Brrrr,,, rasanya seolah-olah minum es teh mendengar berita tersebut, maklum kami yang memang saat itu sedang kahausan dan lapar karena menunggu dokter tersebut. Saking haus dan laparnya kami, setelah di kasih oret-oretan sama dokter, kami langsung bablas pulang dan mampir kesebuah warung soto dekat rumah. Kami tidak membaca dulu isi oret-oretan tersebut, padahal oret-oretan tersebut berisi resep obat untuk Umi, hahaha. Yo wes, keesokan harinya resep tersebut kami ambil meski melalui pak Mantri Kebun, hehehe. 

1ST Anniversary [27 Oktober 2012]


27 Oktober 2012 perjalanan kami berdua bermula. Alhamdulillah, sudah 1 tahun perjalanan bahtera keluarga mungil saya dan Umi berjalan. Banyak sekali lika liku, rintangan dan hambatan yang harus kami lalui bersama. Semuanya butuh kesabaran dan ketabahan dalam menghadapinya, cucuran air mata, amarah dan ego sudah menjadi bumbu penyedap dalam rumah tangga kami selama setahun ini.

Setahun itu bukan waktu yang lama, masih panjang sekali perjalanan yang harus kami lalui. Dan tidak menutup kemungkinan jalan itu tak semulus jalan tol, masih banyak jalan yang terjal, berkelok dan berbatu yang harus kami lalui bersama untuk menuju sebuah kebahagian yang hakiki. Harapan saya dan Umi, semoga diberi kemudahan dalam melalui semua ujian_Nya dan diluluskan dengan nilai yang memuaskan.

Banyak hal baru yang belum pernah saya temui, kini menjadi sebuah rutinitas sehari hari. Apalagi saat Umi hamil, benar-benar menguras pikiran dan menjaga emosi. Dan Alhamdulillah sebentar lagi akan ada penghuni baru yang akan mengisi kehidupan kami. Mungkin ini adalah sebuah hadiah sekaligus kado terbesar yang diberikan Sang Kholiq buat kami di umur setahun pernikahan kami.

Bisa dibayangkan, kalau tiap pagi hanya ada nyanyian burung dibelakang rumah, sebentar lagi akan ada tangisan seorang bayi dirumah mungil kami. Hmm..rasanya sudah tak bisa berkata² lagi, begitu besar nikmat dan keindahan yang Engkau berikan kepada kami Yaa Robb.

Semoga Engkau selalu memberikan kekuatan kepada kami untuk selalu bersabar dan bersyukur terhadap apa yang Engkau ujikan kepada kami. Berikan kami kekuatan untuk selalu menjaga amanah_Mu dan karuniakanlah kami keturunan yang sholeh dan sholehah serta limpahkan kepada kami rezeki yang barokah dan bermanfaat. Amin

Maaf karena akhir-akhir ini saya jarang sekali nulis, tulisannya jadi mblepotan.
Kenangan 27 Oktober 2012 (untuk memperbesar gambar arahkan cursor pada gambar)

Ingin Punya Anak Berapa

Sumber gambar dari google



Ingin Punya Anak Berapa?

“Aku dan suami inginnya punya anak satu aja,” ucap seorang perempuan yang sedang duduk di depanku.

Aku mendelik, heran. “Satu aja? Kok bukan empat?”

Lama-lama kupandangi raut wajah perempuan yang sudah berkawan denganku sejak aku kecil itu. Tak ada ragu dalam ucapannya. Sebuah senyum tersungging di bibir tipisnya.

“Empat ‘kan rame?” lanjutku.

Bila misalnya Allah mengijinkan, aku ingin memiliki empat orang putra putri, yang nantinya akan memberi warna pada keluargaku. Ramai dan seru, pastinya! Seperti halnya orangtuaku yang telah melahirkanku dan ketiga saudaraku.

Salah satu alasan keherananku adalah kawanku ini merupakan keluarga besar. Ia sendiri tujuh bersaudara. Suaminya juga punya banyak saudara. Sepupunya juga banyak. Mengapa ia dan suami hanya ingin punya satu anak saja ya?

“Sekarang menjaga anak itu susah. Kami berencana punya satu anak saja dan berusaha fokus,” terangnya.

“Masing-masing anak ‘kan ada rejekinya ....” sahutku.

“Bukan soal rejeki, tetapi jamannya sekarang ini sudah sangat mengkhawatirkan. Bila punya banyak anak, orangtua belum tentu bisa mengawasi dan memberi mereka pendidikan yang baik. Kamu tau kan kisah adikku?”

Benakku memilah memori dan menemukan kisah yang santer terdengar tahun lalu, atau tahun sebelumnya lagi, tentang salah seorang adik lelakinya. Aku pun mengangguk. “Bagaimana kabarnya sekarang?”

“Dia divonis lima tahun.”

Aku termenung. Sejurus kemudian aku memaklumi kekhawatirannya. Kecemasannya akan masa depan anak. Keengganannya menelantarkan anak. Ketidakinginannya mengikuti jejak orangtuanya yang mempunyai banyak anak, namun tak semua dapat terawasi, sampai-sampai ada yang bermain-main dengan narkoba.

Usai bercakap-cakap tentang masa depan dan masa belakang, aku pun pamit.

“Semoga cepat ‘isi’, ya,” ucapku sambil ber-cipika-cipiki.

“Aamiin,” sahutnya.

Aku melangkah pulang menuju rumahku yang tepat berada di depan rumah kawanku itu. Aku terus terpikir tentang keinginannya memiliki satu anak. Berbagai alat kontrasepsi memang tersedia dan dapat dipilih oleh perempuan atau keluarga yang ingin mengatur kehamilannya. Mereka punya hak untuk memutuskan jalan yang mereka pilih, asalkan tidak menentang ketentuan-Nya. Dan aku tentu saja tidak punya hak untuk menghakimi apapun pilihan kawanku itu.

Bagaimana dengan Sahabat sekalian, ingin punya anak berapa? :D

Penulis Tamu : Kaka Akin



Batal Nyoblos

 Gambar dari Google

Kemarin warga Jawa Timur memilih calon pemimpin untuk 5 tahun kedepan. Ya, tanggal 29 Agustus 2013 Pilgub dan Wagub dipilih langsung oleh warga Jawa Timur (Jatim). Sejak beberapa hari yang lalu saya sudah tidak sabar untuk menunggu surat panggilaan untuk mencoblos idola Cagub dan Cawagub saya. Tapi sampai H-1 tidak ada surat panggilan dari pihak KPPS (benar gak ya) setempat. Entah kenapa, padahal beberapa bulan yang lalu ada petugas dari KPPS untuk mendata saya dan Umi agar bisa mencoblos di sini [Kalikempit-Banyuwangi].

Tanggal 29 Agustus 2013

Pagi-pagi saya sudah nongkorong di depan rumah untuk ngobrol sama satpam sekaligus melihat warga yang berbondong-bondong sliweran pergi ke TPS sebelah rumah. "Eh Cak, saya kok tidak dapat udangan nyoblos, ya ? Padahal beberapa bulan lalu saya sudah di data untuk Pemilihan Gubernur" tanya saya pada salah seoarang satpam. Teman saya pun hanya tersenyum bingung gak bisa jawab, hahaha. "Halah mbabahno wes, nyoblos gak nyoblos gak apa-apa" sahut satpam lainnya. Senyumanpun menjadi jawaban yang arif dari saya untuk menghindari perdebatan nyoblos dan gak nyoblos, hehehe. Setelah beberapa saat kemudian saya bertemu dengan salah seorang yang pernah mendata saya. "Cak, saya kok gak dapat undangan nyoblos, kenapa ?" tanya saya. "Loh mosok, sebentar saya tanyakan, ya" jawaban dia. Sejak memberi jawaban itu, orang tersebut gak kembali, entah pulang atau tidak atau dia pulang lewat belakang untuk menghindari pertanyaan yang sama dari saya, hehehe. "Yo weslah, gak opo-opo" gumam saya.

Tiba-tiba Umi mengajak saya untuk pergi ke TPS. Umi diajak tetangga sebelah yang juga gak dapat udangan nyoblos. Kami ber-8 pun berangkat ke TPS dengan BoNek [Bondo Nekat]. Sesampainya di TPS, kok TPS nya sepi banget, padahal sudah agak pagi menjelang siang. "Pak saya kok gak dapat undangan untuk nyoblos disini" tanya saya. "Mungkin sampean nyoblos di Jember, Mas" sahut petugas TPS yang pernah mendata saya. "Loh, bukannya sampean pernah mendata saya beberapa bulan yang lalu, itu kan pendataan untuk Pilgub sekarang, Pak ?" tanya saya Petugas TPS tersebut. Dia hanya menjawab dengan senyuman kecut. Asem tenan !!! Gumam saya dalam hati.

Dan tetangga saya, ternyata terdaftar dan mempunyai hak untuk memilih di TPS tersebut. Tapi kok aneh ya, undangan langsung diserahkan di TPS, padahal pas pendataan nama saya dan Umi berurutan sama tetangga saya. Hmm... emboh wes, ayo mulih !! saya ngajak untuk pulang. Setelah sampai di rumah ada Kakak dari Jember telp tak lupa saya tanyakan, apakah di Jember ada nama saya untuk pemilihan Pilgub, dan jawabannya tidak ada.

Yo wes lah, semoga saja Pemilihan Pilgub ini berjalan damai, aman dan jujur. Siapapun yang terpilih hendaknya menepati janji-janjinya ketika berkempanye. Dan semoga pilihan Rakyat Jatim merupakan pemimpin yang bisa jadi panutan dan mempunyai titel STAF (Siddiq, Tablig, Amanah dan Fatonah) # ssstttt pinjam istilahnyan Ami Osar.


Note : Dialog sudah saya translate dalam bahasa Indonesia, awalnya menggunakan bahasa Jawa

Menikmati Nira Kelapa

Baiti jannati

Bertempat tinggal di daerah perkebunan yang masih rindang akan pepohonan mungkin bagi masyarakat kota merupakan sebuah impian. Sebab dengan suasana yang begitu rindang dan udara sejuk menjadi nilai plus tersendiri. Saya patut bersyukur dengan keadaan yang saya alami saat ini. Karena dari beberapa tempat yang saya tinggali memiliki cuaca yang panas.

Selain rindang dan udara yang sejuk, kebetulan rumah saya bersebelahan dengan sebuah pengolahan Gula Kelapa (Gula Merah). Setiap menjelang sore, ada sebuah aroma yang khas tercium disekitar rumah. Aroma khas tersebut berasal dari bau nira yang sedang diolah untuk menjadi gula merah. Dan beberapa waktu yang lalu sebelum Ramadhan, saya berkesempatan merasakan manisnya nira yang baru selesai di deres oleh petani. Padahal sudah hampir 6 tahun saya berada disini, tapi baru kali ini saya merasakan segarnya nira yang baru saja di ambil dari pohon kelapa.

Menikmati nira hanya dengan menggunakan selembar daun kakao

Rasanya sangat manis, nira dan gula merah yang di produksi disini tidak memakai sulfit atau bebas dari bahan pengawet dan sejenisnya. Jadi nira yang saya konsumsi di jamin aman. Setelah menikmati nira di kebun, saya mencoba berkunjung langsung ke tempat penngolahan gula merah tersebut. Dan wow, ternyata bau aromanya sangat wangi dan tempatnya begitu bersih. Hmm. . . ternyata ini toh yang aromanya selalu menjadi parfum di dalam rumah tiap menjelang sore.

Belajar mengaduk nira menjadi gula merah

Ketika hari minggu tiba, saya sering bertandang ke pengolahan gula merah tersebut, siapa tau ada petani yang berbaik hati memberikan saya se-caplik gula merah pada saya, hehehe. Dan tempat pengolahan gula merah ini menjadi satu tempat yang wajib di kunjungi ketika ada saudara dari Jember atau Mojokerto datang kemari. Alhamdulillah bertempat tinggal di sini, punya tempat wisata yang murah bahkan gratis dan sangat menyenangkan serta dapat mengambil sedikit pengetahuan tentang pengolahan Gula Merah. Bagi yang berminat silahkan main-main/silaturrahmi/kopdar kerumah saya di Kalikempit - Banyuwangi.

Ingin Seperti Kakek


Foto diatas adalah foto Kakek [Tarmi Taher] dan Nenek [Farida] saya bersama turis yang nyasar, hehe. Foto diambil sekitar tahun 1996. Alhamdulillah Nenek masih sehat wal 'afiat sampai saat ini. Tapi sayang Kakek sudah wafat pada tahun 1999, tepatnya tanggal 9 Syawal 1420 H. Semua tidak mengira kalau kepergian Kakek begitu mendadak, pasalnya tidak ada firasat sedikitpun sebelum beliau meninggal. Karena beliau masih berpuasa sebulan penuh dan saat Idul Fitri beliau masih bersilaturrahmi kepada sanak saudara dan para tetangga.

Kepergiannya yang mendadak membuat semua keluarga dan tetangga terperangah tidak percaya. Tapi bagaimanapun namanya ajal tidak ada yang bisa mendeteteksinya kapan akan terjadi. Padahal pada 3 hari sebelumnya Kakek masih sehat dan bersedia untuk berfoto dalam acara wisuda Pak Lek saya.


Tidak pernah ada yang mengira kalau Ramadhan pada saat itu adalah Ramadhan terakhir bagi Kakek. Beliau menutup mata menghadap Ilahi dengan manis. Setelah sebulan berpuasa dan masih sempat bersilaturrahmi pada sanak saudara dan tetangga, beliau dipanggil menghadap_Nya. Sungguh itu impian semua manusia.

Banyak sekali pesan dan kesan yang bisa saya ambil dari sosok Kakek. Beliau sangat istiqomah sholat berjama'ah baik dirumah lebih-lebih dimasjid. Dan beliau juga seorang pekerja keras dan disiplin dalam mendidik putra-putrinya di segala hal, lebih-lebih dalam hal agama.

Banyak sekali kenangan saya bersama beliau. Karena sejak kecil beliau tinggal serumah bersama saya. Dan seandainya ini adalah Ramadhan terakhir bagi saya, saya ingin menjadi manusia yang lebih istiqomah dalam hal kebaikan serta menjadi kepala keluarga yang tegas, sekaligus menjadi pemimpin dan panutan bagi Umi, sebagaimana yang telah Kakek lakukan semasa hidupnya.

Siapa yang tak mau sukses dunia dan akhirat, semua pasti menginginkannya. Tapi untuk meraihnya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Semua perlu latihan dan kerja keras. Semoga Ramadhan tahun ini kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran yang ada didalamnya sehingga kita bisa menjadi manusia yang Rabbani. Amin

Tulisan ini diikutsertakan dalam Ceria Ramadhan Bersama Gamazoe dan Dhenok Habibie



   

Kakek Najib





Hmm. . ternyata wajahku sudah kriput.

Mungkin sebentar lagi aku akan menyusulmu menghadap_Nya, sayang.

Waktu terasa begitu cepat. Apakah tahun depan aku bisa bertemu dengan Ramadhan lagi.

Mmmm, semoga saja begitu.

“Kakekkk…ayo berangkat taraweh, Abi sama Umi sudah menunggu tuh” suara Nabhan membuyarkan lamunan Kakek Najib di depan Cermin .

"Iya sebentar, Kakek mau pakai kopyah dulu" sahut Kakek Najib dari dalam kamar.







Ramadhan Ceria


Alhamdulillah bertemu lagi dalam suasana Ramadhan # sambil pegang kemoceng dan sapu membersihkan blog yang sudah lama tah tersentuh hehe. Saking lamanya beberapa hari yang lalu saya sempat kebingungan untuk login masuk blogspot. Kunci untuk masuk rumah dunia maya tertutup sarang laba-laba alias saya lupa paswordnya. Kok ajaibnya pas saya sholat, kejadian ini malah jadi fokus utamanya # Astaghfirullah. Ya sudahlah, selesai sholat [komplit sama do'a nya] saya mencoba membukanya dengan sandi yang terbayang-bayang waktu sholat tadi. Kok dhilalah bisa kebuka # Alhamdulillah.  

Oh ya, ngomongin tentang Ramadhan tahun ini, bagi saya suasananya beda sama tahun kemarin. Kalau tahun kemarin menu sahur pertama hanya air putih, tapi sekarang komplit sak sambelnya juga. Yah, tahun kemarin hanya sebuah SMS yang membangunkan saya ketika sahur dan menemani saya ketika buka telah tiba. Tapi sekarang SMS itu berubah menjadi wanita cantik yang saya idam-idamkan sejak dulu, "Abi ayoo sahur" saat Umi membangunkan saya pas sahur pertama semalam.

Ini adalah Ramadhan pertama yang saya alami bersama Umi. Berbuka dan sahur berdua dengan menu sederhana. "Umi kuat tah puasa hari ini ?" tanya saya pada Umi, "Insya Allah kuat, Bi" jawab Umi. Dalam hati saya bergumam, semoga saja Umi kuat dan si dedek di dalam perut Umi tidak berontak. Ba'da sholat subuh gelagat Umi sudah gak beres, Umi terburu-buru ke kamar mandi. Hmm...ternyata santap sahur yang beberapa jam masuk kedalam perut Umi keluar lagi. "Sudah jangan dipaksakan, toh entar kalau dipaksakan hasilnya gak bagus untuk Umi dan Janin yang ada didalam perut Umi" kata saya.

Dan tadi siang ketika saya pulang kerja, saya melihat Umi tertidur pulas dengan wajah pucat. Yaa Allah, "gak usah dipaksakan pun sayang, toh masih ada 29 hari lagi". "Umi boleh puasa, tapi tidak boleh langsung puasa Maghrib, coba bertahab dulu, 1-3 hari Umi latih untuk puasa Dhuhur dan selanjutnya Ashar trus Maghrib, siapa tahu bayi yang ada didalam perut Umi bisa beradaptasi" saran saya. Dengan meneteskan air mata Umi akhirnya membatalkan puasanya tepat pukul 14.00 WIB. 

Usia kandungan Umi sekarang sudah berumur 5 bulan. Umi sudah bisa merasakan pergerakan bayi yang ada didalam perutnya. Sebelum bulan Ramadhan, ketika si bayi sudah merasa lapar bisa dipastikan Umi mual-mual. Tapi yang membuat saya penasaran, kenapa setiap saya ngelus-ngelus perut Umi, dedek malah antheng gak ABG [ABug Glubug] bergerak-gerak, padahal saya pingin merasakan pergerakannya.

Ya sudahlah, semoga Puasa hari ini berjalan lancar dan selanjutnya diberi kemudahan dan kesuksesan sampai hari Kemenangan tiba. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa semuanya, mohon maa'f lahir dan bathin.

3 Bulan 1 Minggu

Nulis manehh . . . .

Alhamdulillah umur kandungan Umi sudah memasuki usia 13 minggu. Tidak banyak perubahan pada kondisi Umi. Masih sering muntah, meski durasinya tidak seperti awal-awal kehamilannya. Kalau awal-awal kehamilannya sehari bisa 7 sampai 9 kali muntah, sekarang hanya 3 kali sehari, lumayanlah. Bukan hanya bobot Umi turun drastis, hingga mencapai 6 Kg. Catatan terbaru yang ada di buku berwarna pink itu terdapat keterangan "Tekanan Darah 90/60", sehingga Bidan memberikan Umi obat penambah darah.

Trus, di umur kandungan yang sudah mencapai 3 bulan 1 minggu ini, ngidam Umi tidak aneh-aneh lagi. Kalau sebelumnya saya harus berjuang mencarikan buah melon untuk Umi, sekarang sudah tidak lagi. Karena seusia kandunga seperti ini, nafsu makan Umi sudah agak mendingan, sudah mau makan nasi, tempe dan liburan kemarin Umi sudah mau makan Ikan Laut. Bahkan ada sedikit perubahan dalam nafsu makan Umi. Awal kehamilan kemarin, Umi paling gak suka lihat daging atau ikan. Entah kenapa sekarang malah doyan sama ikan dan daging.


Semalam [malam minggu], saya sudah berencana untuk membelikan Umi sate ayam. Hmm..sebenarnya itu bukan inisiatif dan keinganan saya sih, hehehe. Beberapa hari yang lalu Umi mengeluhkan, kalau dia lagi pingin banget sama Sate Ayam Malang, katanya Umi "aromanya begitu dekat dan melekat". "Haddehhh, pingin sate kok sampai ke Malang, lha wong disini banyak yang berjualan" argumentasi saya pada Umi. Akhirnya Umi menuruti kamauan saya untuk membeli sate ayam di sekitar sini saja. Sekalian bermalam mingguan, saya, Umi dan Si Bebek Hitam menyusuri jalan raya yang sudah ramai dengan laju kendaraan roda empat dan roda dua.

Sampailah kami di depan salah satu warung sate dekat mini market, entah apa nama warung tersebut. Warung yang sederhana, tapi pengunjungnya ramai dan saya memberikan nama warung tersebut, "Warung No Name", hehehe. Sebenarnya saya tidak begitu suka dengan sate, terlebih lagi sama sate kambing, soalnya punya pengalaman kurang essip dengannya. Yo wes, demi kepuasan sang pujaan saya memaksakan diri untuk mengkonsumsi. Tapi rencana itu berubah, awalnya mau beli sate ayam, Umi berubah pikiran untuk membeli sate kambing. Saya tanyakan alasannya, "kenapa berubah, Mi ?". Jawabannya entheng "baunya mengingatkan saya dengan rumah Mojokerto, Umi kangen Ibu dan Bapak disana, Abi, sate ini makanan favorit beliau berdua". Hehehe, hanya senyuman jawaban dari saya.

Mungkin sate kambing adalah yang terbaik dan pas buat Umi. Pertama untuk sedikit mengobati rasa rindu kampung halaman, serta Bapak Ibu disana. Kedua buat obat penambah darah, karena sekarang Umi mengalami anemia. Hmm,,akhirnya saya makan sate kambing lagi, hehehe.

Oh ya, sebagai woro-woro bagi yang belum ikutan Giveaway Cerita di Balik Aroma, buruan ikutan DL 28 Mei 2013, pukul 23.59 WITA.  

Genap 30 Tahun


Terima kasih untuk semuanya...........

Piye yo nulise iki hehehe. Yah, tanggal 01 Mei hari ini adalah tepat saya lahir di dunia dan merasakan nikmatnya oksigen. Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada Emak dan Bapak disana, kepada Umi tersayang yang telah masak "suwi-suwi krispi"  tadi pagi dan kepada semua teman-teman, serta dulur-dulur seantero Indonesia dan alam maya.  Terima kasih atas semua do'anya.

Hari ini umurku telah genap 30 tahun, wehhh, wes tuek aku yo. Tak hanya itu, sebentar lagi, Insya Allah aku akan benar-benar menjadi orang tua # Amin. Berbicara tentang ulang tahun, sebenarnya aku tak pernah sekalipun merayakannya. Apalagi sampai ada lilin dan kue tart diatas meja, kemudian ditiup secara bersama sambil bernyanyi. Hadehhh, bukannya aku tak mau, tapi buatku itu adalah hal yang tabu. Bagiku merayakan ulang tahun itu tidak harus ada kue tart dan lilin. Karena ketika usia bertambah, nikmat dan kontrak untuk menghirup oksigen semakin berkurang.

Ahh, yo weslah yang penting sekarang umurku genap 30 tahun. Dan di hari ulang tahun kali ini, aku mendapatkan hadiah yang amat sangat istimewa. Tak tanggung-tanggung hadiah itu pemberian dari Sang Kholiq melalui Umi. Seorang calon bayi mungil yang akan mengisi dan menambah aktifitasku dikala nganggur dan yang akan membuang rasa lelahku ketika kepenatan menghampiriku. Untuk saat ini dia masih nyaman berada di dalam perut Umi, tapi setidaknya aku punya khayalan bercanda dengan dia dan menghayal membuatnya menangis kelak, hehe. Sungguh ini adalah hadiah teristimewa buatku.

Bertambahnya usia itu ibarat menempuh sebuah perjalanan menuju rumah abadi. Dimana setiap langkah pasti tidak akan semulus berjalan di jalan tol. Semua penuh dengan rintangan, lika-liku, berkrikil bahkan tak jarang berduri. Dan kadar umur manusia itu tidak bisa dilihat dengan angka semata, tapi bagaimana memanfaatkan sisa umur yang ada dengan sebaik-baiknya. Tawakkal dan bersyukur adalah cara yang tepat untuk melaluinya.

Ngidam

Ngidam. Kata-kata ngidam ini sudah saya dengar sejak saya belum nikah. Dan anehnya gak ada arti baku yang membuat hati saya plong saat ini. Beberapa hari yang lalu Umi sang Ibu Hamil sedang pingin sekali dengan buah melon. Mosok ini yang namanya ngidam. Nah, kalau ini yang dinamakan ngidam, maka ngidam menurut saya adalah sesuatu keinginan yang harus dituruti. Konon menurut cerita orang-orang yang sudah berpengalaman hamil, sesuatu akan terjadi pada bayi jika sudah lahir, yaitu ngileran (mengeluarkan air liur trus).

Hmm..padahal ngidam ini hampir mirip sama menuruti hawa nafsu. Bukannya ini semakin kurang baik bagi ibu hamil. Ibu hamil itu harus bisa mengendalikan diri, karena apa yang dilakukan oleh Ibunya kelak akan ditiru oleh bayinya # sok metao. Itulah opini dan gejolak yang terjadi dalam hati saya.

Disatu sisi, saya tidak tega melihat Umi tiap hari muntah-muntah dikamar mandi, tapi disatu sisi yang lain, mau cari dimana sekarang melon. Saya sudah keliling pasar sekitar, tapi hasilnya sia-sia. Kata pedagang buah-buahan "sekarang melon lagi gak musim, Mas". Kerut kening Umi tampak begitu jelas ketika saya jelaskan bahwa keinginannya tidak terpenuhi.

Keesokan harinya saya ceritakan tentang ngidam melon ini pada Emak. Lewat sebuah HP jadul terdengar suara mesam-mesem Emak, entah kenapa Emak kok mesam-mesem. Emak hanya menyarankan pada saya dengan  singkat padat dan jelas, "yo golekno, lek gak onok yo ojok dipekso". Alhamdulillah, plong rasanya.

Selang beberapa hari, saya dapat telpon dari Emak di Jember, bahwasannya beliau mau berkunjung ke rumah dalam minggu-minggu ini, sekalian menengok calon cucu yang masih antheng didalam perut Umi. Selang beberapa hari setelah Emak telpon, beliau datang tidak sendirian, beliau mengajak kakak sepupu dan ponakan saya. Dan yang membuat saya begitu terkejut, ketika beliau memberikan bungkusan hitam berbentuk bulat. Setelah saya buka, ternyata isinya melon. Rasanya pingin nangis, sangat terharu sekali, apalagi setelah diceritakan proses mendapatkan melon tersebut. Rasanya ada sebutir air yang memaksa ingin keluar dari mata ini.

Ahh, sudahlah. Semakin saya mengingat perjuangan Emak untuk mendapatkan melon demi calon cucu pertamanya itu semakin membuat  saya bangga sekaligus sayang pada beliau, Emak I Lop U.

Saya Menulis Lagi


Saat ini saya mempunyai aktivitas baru. Aktivitas yang tak biasa saya lakukan sebelumnya. Mengelus ngelus perut Umi yang sudah mulai sedikit buncit, hehe. Entah kenapa saat Umi mulai hamil, rasa malas itu melekat sangat erat. Sejak itulah saya merasa menjadi seorang pengangguran. Padahal tiap hari kerja seperti biasa, berangkat pagi pulang siang. Sesampai dirumah duduk diruang tamu sambil menggenggam remote TV. Ahhh, sebuah rutinitas yang menjemukan, kalau sudah gini hidup rasanya tak enak untuk dinikmati.

Sebelum Umi hamil, biasanya tiap sore saya istiqomah bermain bola, lumayanlah buat kebugaran fisik dan menyantaikan syaraf-syaraf pikiran yang hampir 8 jam saya digunakan. Tapi, entah kenapa sejak Umi hamil semua terasa berat. Dalam benak saya "mosok ini yang dinamakan ngidam". Tapi, biasanya yang ngidam kan yang bersangkutan alias Umi, kenapa ini bisa terjadi pada saya. Atau, mungkin ngidam itu bisa nular sama seorang suami ya, haha. Ahh, kalau benar ini yang terjadi bahaya nih, bisa-bisa semuanya terbengkalai.

"Mungkin dengan ngeblog rasa malas itu akan buyar" hati kecil saya mengatakan begitu. Kok dhilalah, pas buka blog ini yang muncul malah link yang berbeda. Hadehhh, kejadian ini semakin membuat saya tambah asik menemani malas yang semakin hari semakin mesra dengan saya. Dengan kejadian ini kondisi malas dan situasinya sangat mendukung untuk bermalas-malasan. Atau jangan-jangan si kecil yang masih berupa gumpalan darah tersebut tak mau ditinggal ngeblog oleh Abinya, haha.

Ketika otak sudah buntu, dan hampir semua temuan dan petunjuk dari Eyang Google saya lakukan dan saya praktekkan, tetapi tetap saja hasilnya NIHIL alias podo wae. Iseng iseng saya kembalikan template blog ini ke template defaultnya, alhamdulillah akhirnya bisa # yes. Hmm..ternyata ke isengan saya masih lebih canggih daripada Eyang Google, hehe. Saya otak atik lagi templatenya kembali kesemula hingga sekarang, dan alhamdulillah sudah beberapa hari ini normal. Dengan kembali bisa dibukanya blog ini, dari sinilah saya mulai berusaha membunuh malas.

Ahh, senangnya malam ini menulis sambil ditemani hujan dan iringan suara kodok yang merdu, seolah-olah memberikan semangat baru buat saya untuk terus menulis :).  

Foto Jadul Saya

Foto diatas diambil dirumah kontrakan Bapak Antoni yang tak lain rumah Pak Dhe saya, dia seorang perawat di RSUD dr. Soebandi. Kalau tidak salah foto tersebut diambil pas saya kelas 2 SD sekitar tahun 1992 [saking lamanya sampai lupa hehe]. Ceritanya pas pulang sekolah Pak Toni (sapaan akrab Pak Antoni) memanggil Emak untuk mengambil foto saya. Yang saya herankan adalah kualitas kertas dan gambar fotonya masih bagus dan tajam. Coba foto jaman sekarang, gak tahan lama, entah kenapa. Apa mungkin orang jaman sekarang gak suka mencetak foto, sehingga banyak yang gak memperhatikan kualitas hasil cetakannya, orang sekarang lebih suka menyimpan file foto dari pada mencetaknya. Ahh, embo wes yang penting saya sudah dapat menyimpan foto masa kecil saya, kan lumayan bisa buat kenang-kenangan, ntar anak saya akan tau gimana Abinya waktu kecil, sangat unyu-unyu kan # pede banget.

Dan foto tampan diatas ini diambil beberapa minggu yang lalu. Saya memang sengaja eksyen diatas kuba Musholla yang ada didepan rumah. Karena kebetulan waktu itu saya sedang memperbaiki listrik kuba Musholla, mumpung ada HP berkamera sekalian deh bernarsis ria diatas sana. Kesimpulannya, dari semua foto yang ada, satu yang tak berubah, yaitu saya tetap kurus hehe.

Truss untuk Bunda Yati
 
Semangat yang tak pernah padam ngeblog dari Bunda yang membuat saya malu. Katanya yang muda yang berkarya, tapi bagi ukuran pemuda seperti saya, masih kalah jauh dari Bunda. Umur blognya aja sudah 4 tahun dan Bunda masih istiqomah menghiasinya dengan cerita ceria, itulah yang menjadi inspirasi bagi saya. Sering dulu sekitar pertengahan tahun 2011 Bunda sering curhat tentang kurangnya pengetahuan Bunda tentang IT. "Halaah gak usah dipikirkan Bun, ngbelog aja, orang kalau sudah bisa buka blog dan posting itu sudah dianggap bisa IT" itulah kalimat yang saya berikan pada Bunda dan saran saya buat Bunda, teruslah berkarya Bunda, karena semangat Bunda adalah cermin buat yang muda, khususnya saya.

 

Foto dan tulisan diikut-sertakan pada GiveAway - Pertamaku untuk Ultah Blog MISCELLANEOUS

Tiga Cerita Dariku

Sumber gambar dari google

Tiga, angka ganjil yang unik dan menarik untuk dibahas. Karena dalam agama Islam 3 [tiga] itu bagus, dan bahkan disunnahkan. Contohnya setiap bacaan dalam sholat [bacaan tasbih dalam sujud dan rukuk] disunnahkan dibaca 3 kali. 

Itu sedikit cerita  angka tiga [3] dalam agama Islam, dalam kehidupan sehari-hari aja angka tiga [3] itu lebih unik. Saya malah sering mendengar beli seribu dapat tiga [3], wah enak dong hehe. Dalam kehidupan saya sendiri, angka tiga [3] sudah melekat sejak saya masuk SMP. Karena pas SMP no absen saya belakangnya berangka tiga [3] yaitu 13. No absen ini berlangsung mulai kelas II sampai kelas III SMP.

Lain halnya ketika saya masuk SMA, saya mendapatkan hal istimewa dari salah seorang guru Olah Raga, beliau bernama Pak Tjuk Sugiarto. Beliau adalah orang yang bertipe sangat disiplin. Nah pas kelas tiga [III] SMA ini saya baru merasakan tangan mulus beliau menempel dipipi halus saya. Alasanya sangat simple karena saya terlambat mengikuti pelajarannya tiga menit, karena asik nongkrong dikantin sekolah. Tapi saya sangat bersyukur karena dengan kedisiplinan beliau saya berhasil mendapatkan bea siswa SUPERSEMAR selama hampir tiga tahun.

Itulah sekelumit kenangan masa ABG saya yang berhubungan dengan angka tiga. Dan bulan tiga ini banyak sekali kejutan yang saya terima. Mulai dari kabar dari Ibu Bidan kalau dalam beberapa bulan kedepan saya akan menjadi seorang ayah sampai sahabat karib saya yang bernama Andik, sabtu 23 Maret 2013 sudah resmi menjadi seorang ayah # Alhamdulillah. Tapi sayang saya masih belum mengetahui jenis kelamin anaknya, karena saat saya hubungi beberapa kali HP nya sibuk, SMS saya pun gak dibales. Tapi tenang saja Insya Allah hari ini saya akan menemui dia.

Cerita diatas adalah hal menyenangkan yang terjadi dibulan tiga tahun ini. Tapi pada bulan tiga ini pula saya merasakan jarum suntik menusuk anggota tubuh saya dan dua jahitan menghiasi tangan kiri saya. Karena pada Jum'at sore kemarin tangan saya sobek lumayan cukup dalam dan lebar kena sabetan pisau besar. Yah, mungkin ini adalah sebuah pengorbanan demi si Umi yang lagi ngidam kelapa muda alias degan yang berakhir tangan saya yang kena sabetan.

Itulah cerita tentang angka tiga yang beraneka ragam cerita, serta rasa dari saya. Tapi saya yakin semua angka itu sama, baik satu, dua, tiga atau seterusnya semua itu sama. Yang membedakan hanya bagaimana kita mengartikannya. Bukankah hidup itu bukan hanya sebatas angka, tapi sejauh mana kita berbuat, sudah baik atau belumkah kita, sudah tercapaikah cita-cita kita selama ini. Nah mumpung ada yang berulang tahun dibulan tiga ini, saya mengucapkan selamat Ulang Tahun untuk Cak RZ Hakim, Dede Dija, Dede Pascal dan Dede Alvin. Semoga dengan bertambahnya angka usia ini cita-citanya tercapai. AMIN


 ”POSTINGAN PENUH RASA SYUKUR INI UNTUK MEMERIAHKAN SYUKURAN RAME RAME MAMA CALVINLITTLE DIJA DAN ACACICU

My Profil

Foto saya
Saya lahir, tumbuh, menghabiskan masa ABG di Jember dan sekarang saya mengais rejeki dengan menjadi seorang buruh di sebuah perkebunan di Banyuwangi. Motto dalam hidup saya "Jadikan Hidup Kamu Hari ini Lebih Baik Dari Hari Kemarin"

Post. Terbaru

Followers