Menikmati Nira Kelapa

Baiti jannati

Bertempat tinggal di daerah perkebunan yang masih rindang akan pepohonan mungkin bagi masyarakat kota merupakan sebuah impian. Sebab dengan suasana yang begitu rindang dan udara sejuk menjadi nilai plus tersendiri. Saya patut bersyukur dengan keadaan yang saya alami saat ini. Karena dari beberapa tempat yang saya tinggali memiliki cuaca yang panas.

Selain rindang dan udara yang sejuk, kebetulan rumah saya bersebelahan dengan sebuah pengolahan Gula Kelapa (Gula Merah). Setiap menjelang sore, ada sebuah aroma yang khas tercium disekitar rumah. Aroma khas tersebut berasal dari bau nira yang sedang diolah untuk menjadi gula merah. Dan beberapa waktu yang lalu sebelum Ramadhan, saya berkesempatan merasakan manisnya nira yang baru selesai di deres oleh petani. Padahal sudah hampir 6 tahun saya berada disini, tapi baru kali ini saya merasakan segarnya nira yang baru saja di ambil dari pohon kelapa.

Menikmati nira hanya dengan menggunakan selembar daun kakao

Rasanya sangat manis, nira dan gula merah yang di produksi disini tidak memakai sulfit atau bebas dari bahan pengawet dan sejenisnya. Jadi nira yang saya konsumsi di jamin aman. Setelah menikmati nira di kebun, saya mencoba berkunjung langsung ke tempat penngolahan gula merah tersebut. Dan wow, ternyata bau aromanya sangat wangi dan tempatnya begitu bersih. Hmm. . . ternyata ini toh yang aromanya selalu menjadi parfum di dalam rumah tiap menjelang sore.

Belajar mengaduk nira menjadi gula merah

Ketika hari minggu tiba, saya sering bertandang ke pengolahan gula merah tersebut, siapa tau ada petani yang berbaik hati memberikan saya se-caplik gula merah pada saya, hehehe. Dan tempat pengolahan gula merah ini menjadi satu tempat yang wajib di kunjungi ketika ada saudara dari Jember atau Mojokerto datang kemari. Alhamdulillah bertempat tinggal di sini, punya tempat wisata yang murah bahkan gratis dan sangat menyenangkan serta dapat mengambil sedikit pengetahuan tentang pengolahan Gula Merah. Bagi yang berminat silahkan main-main/silaturrahmi/kopdar kerumah saya di Kalikempit - Banyuwangi.

20 komentar:

  1. Waah... Kang Sofyan pantes nemen tuuh...

    BalasHapus
  2. weeh aq kok baru tau istilahnya pohon nira | mau donk ^_^

    BalasHapus
  3. hahaha action tok wae wong Patrang iki

    BalasHapus
  4. Kalo di (Sumatera Selatan) di desa saya Kang, Penduduknya berprofesi sebagai pembuat gula aren (yg utk bahan cuka pempek) jadi airnya dari Pohon Enau dan prosesnya kurang lebih sama kayak gula merah :D,

    Oh ya salam kenal... :D

    BalasHapus
  5. Hemmm kayaknya Kang Sofyan mulai beraksi lagi nih.

    Lanjutkan kang.

    Aku penasaran sama yang namanya Nira itu?

    Dan baru tahu juga sekarang aku Kang.

    BalasHapus
  6. ngunu yo, gak bagi bagi rek, hehe

    BalasHapus
  7. Asyik...... buat minum pakai jahe merah enak nih......


    Salam wisata

    BalasHapus
  8. wah,enak kayaknya..saya belum pernah nyoba kang :D

    BalasHapus
  9. Wiìh seger kayaknya nira pakai daun di tempat teduh begitu :-)

    BalasHapus
  10. Boleeeh minta gak Kang?? Hahahha, Maap Lahir Batin yooo

    BalasHapus
  11. Awas gosong lho kang, ngaduknya jangan berhenti hehe

    BalasHapus
  12. Di desa saya sudah tidak ada yang membuat gula merah (lagi).
    MErasakan nira juga malah di Bandung.

    Nih Niranya http://idahceris.wordpress.com/2013/07/08/merasakan-badeg-lagi/

    BalasHapus
  13. panas-panas minum nira..... mantap kang, suegeerrr. hehehe

    BalasHapus
  14. Hmm.. aku lupa, apa pernah minum nira ya...
    Semoga suatu saat nanti diriku bisa bertandang ke sana dan menikmati suasana kebun itu, Kang :)

    BalasHapus
  15. Nira pasti rasanya seperti gula Jawa gitu ya...

    Aduh, semoga belum telat ya...Minal Aidzin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin...

    BalasHapus
  16. enak banget kayanya kang...
    asyiknya bisa produksi sendiri begitu...

    BalasHapus
  17. segernya minum nira...apa kabar?

    BalasHapus
  18. ane doain situsnya makin maju dan tambah banyak visitornya ya.... dan jangan lupa mengunjungi halaman ane.

    BalasHapus
  19. kalau di kamvung halaman Babang, kami memanggillnya soka niro

    BalasHapus

My Profil

Foto saya
Saya lahir, tumbuh, menghabiskan masa ABG di Jember dan sekarang saya mengais rejeki dengan menjadi seorang buruh di sebuah perkebunan di Banyuwangi. Motto dalam hidup saya "Jadikan Hidup Kamu Hari ini Lebih Baik Dari Hari Kemarin"

Post. Terbaru

Followers