Postingan Acak diakhir bulan

Sumber gambar dari google

Sebenarnya postingan ini hanya untuk sebuah catatan kecil saja, tapi rasanya sangat “eman” sekali bila tidak saya abadikan dicatatan mayaku ini. Bulan Maret ini memang bulan penuh dengan kejutan, benar apa yang pernah disampaikan oleh Bunda Monda. Mulai dari seminggu lalu saya nggak masak, karena padatnya kondangan. Yang menjadi tak terlupakan adalah ada beberapa kejadian bulan Maret ini yang nggak akan saya lupakan, berita duka dan suka.

Rabu, 28 Maret 2012

Sebuah SMS masuk ke HP saya “saya minta maaf jika selama berteman ada salah dan khilaf, saya minta maaf sebesar besarnya, saya sudah gak kuat lagi”. Kaget, loh ada apa ini, kenapa teman kantor saya sms begini, saya telp gak diangkat, saya bales SMS nya gak ada respon. Ternyata bukan hanya saya yang menerima SMS seperti itu, teman teman yang lainnya juga menerima pesan singkat yang sama, semua pada bertanya tanya, ada apa dengan si “dia”.

Tanpa dikomando satpam komplek perumahan dinas langsung mendatangi rumah dinas teman saya ini. Ada suara menjurigakan dari dalam rumahnya, saya dan satpam berusaha membuka pintu depan dengan paksa. Jam 9.35 WIB, ternyata kami kaget melihat aksi nekat teman saya ini, saya melihat dia sudah menggantung diatas sebuah kayu dengan sebuah tali. Dengan sigap satpam menggunakan sangkurnya untuk memotong tali tersebut dan kami segera melarikannya kerumah sakit.

Alhamdulilah dia masih bisa diselamatkan, meski masih dalam kondisi kritis, saya dan teman teman lainnya berharap semuanya kembali normal. Entah ada apa sebenarnya hingga ia nekat melakukan hal yang paling di benci oleh agama. Haruskah menyelesaikan masalah dengan cara pengecut seperti itu. Semua masalah yang ada itu bisa diselesaikan dengan cara yang benar, tidak ada maslah yang nggak bisa diatasi.

Masih ditanggal yang sama, sebuah SMS disore hari masuk “Alhamdulillah ujian komprehensif dan bendel skripsi Umi sudah rampung Bi tinggal menunggu ujian skripsi aja”, senengnya membaca kabar gembira dari Umi hehe. “Mohon do’anya nggeh Bi untuk ujian skripsinya Umi tanggal 2-5 April mendatang” tambahnya. “Semoga ujiannya lancar sayang, AMIN” balasku hehe. “Umi, semua usaha yang dilakukan dengan sabar dan ikhlas pasti akan berbuah manis, jangan mengeluh hadapi dulu, Abi yakin Umi pasti bisa” SMS ku untuk Umi.

Bulan Maret 2012, bulan yang penuh dengan kejadian tak terduga dengan menyisakan kenangan duka dan bahagia. Semoga semua kejadian ini bisa menjadi pelajaran yang bisa saya ambil hikmahnya.

Pacaran ???

Sumber gambar dari google

Ehm, melihat judul diatas pasti sangat menarik dan menggelitik. Jaman sekarang ini permpuan, laki laki atau ikhwan/ahkwat sudah pada banyak tau tentang pacaran. Pacaran sendiri adalah nama baru, entah pacaran ini berasal dari bahasa mana sampai saat ini saya belum tau, mungkin sahabat blogger ada yang tau nggak, berasal dari manakah kata/istilah pacaran ini. Yang saya tau, kalau masih dipesantren pacaran itu namanya “sir siran”. Sir siran itu berasal dari bahasa Jawa yang artinya suka, sedangkan “sir siran” sendiri berasal dari kata bahasa arab yaitu berasal dari kata “sirri” yang artinya bersembunyi-sembunyi. Makanya setiap insan yang pacaran pasti dia akan sembunyi sembunyi dari keramaian hehe.

Mungkin seiring dengan pesatnya perkembangan jaman yang sudah dibilang modern ini, maka ada kata istilah pacaran. Bisa dibilang pacaran ini sir siran modern hehe, yang beda adalah prilaku orang pacaran jaman sekarang sangat menakutkan, dimana norma norma sudah tidak dipandang lagi, sangat memprihatinkan sekali. adahal jaman dulu melihat seorang wanita/laki laki aja sudah dikait kaitkan, bahwa itu sudah dianggap “menyukai”.

Ada sebuah cerita lucu, saat saya masih berada dipesantren, salah satu teman pengurus melihat seorang santriwati yang sedang berjalan didepan pondok santriwan. Entah setan apa yang sedang merasuki teman saya ini, dia memandang salah satu santriwati yang sedang ingin berbelanja kepasar tanpa berkedip. Na’as, tingkah laku teman saya diketahui oleh Kyai, setelah diurus ternyata dia suka sama santriwati tersebut. Akhirnya mereka dinikahkan dan Alhamdulillah sekarang sudah dikarunia 2 orang putra dan putri yang sangat cantik dan tampan.

Proses yang sangat cepat, tanpa ada pegang tangan antara sang laki laki dan wanita, apalagi jalan bareng ke mall atau hanya jalan jalan sekedar untuk menghapus rasa rindu. Berbeda dengan jaman sekarang, pacaran tidak sah kalau tidak saling bergandengan tangan, hmm ironi sekali. Padahal yang demikian ini malah belum tentu untuk melanjutkan kejenjang pernikahan. Mungkin ini efek dari pesatnya perkembangan jaman yang tidak diimbangi oleh ilmu yang mumpuni. Bahkan tidak sedikit akibat pacaran sampai ada istilah “hamil diluar nikah” kata orang Jawa LKMD (Lamaran Keri Meteng Dise’) na’udzubillah.

Sahabat blogger, beberapa hari ini saya sering sekali melihat berita berita dimedia elektronik, adanya bayi yang masih bertali pusar mati dibuang oleh ibunya, karena kehadirannya tidak diinginkan. Kenapa, kenapa ??. Apakah ini akibat dari perkembangan jaman atau tuntutkan jaman, dimana pacaran itu harus melupakan norma norma yang ada, bahkan sampai menjurus pada pergaulan bebas. Haruskah pacaran itu bergandeng tangan, bahkan sampai melakukan hal yang tidak diinginkan, tidak kan ?. Kalau memang kita suka sama seseorang jangan hanya memendam rasa dan bersembunyi dibalik tirai yang masih abu abu, tapi datangi dia kerumanhya, pinta dia pada orang tuanya. Jauhi pacaran yang sekiranya menjerumuskan pada kenistaaan, jangan tebuai dengan nikmat sesaat tapi menyesal hingga akhir hayat. Semoga postinngan ini bermanfaat.

Surat kangen untuk Mbak

Sumber gambar dari google

Assalamu’alaikum Mbak,

Bagaimana kabarnya Mbak disana ? Aku kangen sekali ingin bertemu Mbak. Apakah Mbak disana juga merasa kangen sama seperti yang aku rasakan Mbak ? Oh ya Mbak, semalem aku mimpi Mbak lagi maem berdua sama aku lo hehe. Dimimpi itu kita saling berebut tempe dan tahu, sama persis seperti dulu disaat kita berdua diajak ibu kesawah selalu berebut makanan favorit itu. Aku yakin Mbak gak akan melupakan kejadian 20 tahun silam, saat kita saling berebut tempe dan tahu, Mbak aku dorong kelumpur disebuah parit disawah hehe, akhirnya aku yang dapat hadiah ceramah dari Ibu hehe.

Sayang waktu begitu cepat berlalu, sejak Mbak lulus sekolah dasar, Ayah mengirim Mbak kepesantren, sejak itu pula aku gak pernah bertemu dengan Mbak. Ntah kenapa semalem aku mimpi bertengkar berebut sebuah tempe dan tahu dengan Mbak, lucu ya Mbak hehe. Dulu kata ayah, kalau bermimpi bertengkar itu kebalikannya, artinya ada yang lagi kangen, ternyata benar aku mendadak kangen sama Mbak.

Memang sejak aku sekolah SD Mbak sudah gak ada dirumah, sepi sekali rasanya rumah ini. Tak ada suara tangisan, tak ada suara*ricuh terdengar, padahal kala Mbak belum ke pesantren tiap hari kita bertengkar. Banyak sekali kenangan yang kita lalui bersama meski tidak selalu indah, tapi kenapa kini aku kangen sekali saat saat itu, dimana kita kumpul disebuah rumah kecil, saling berebut tempat sholat, berebut guling dan berebut untuk tidur dengan Ibu hehe.

Mbak, satu yang paling aku ingat sampai saat ini, ketika tahun 2006 saat Mbak pulang dari pesantren, bukan keceriaan yang Mbak dapat, tapi sebuah kesedihan, dimana Mbak merawat aku saat itu selama kurang lebih selama 1 bulan, Mbak menggendong aku kekamar mandi, kalau mengingat kejadian itu membuat aku meneteskan air mata. Betapa perhatiannya Mbak padaku, sampai saat inipun Mbak masih sering membelikan aku pulsa dan baju. Aku tau Mbak masih menganggap aku sebagai anak kecil, makanya Mbak masih penuh perhatian terhadap aku.

Mbak, aku berharap lebaran tahun ini kita bisa kumpul lagi dirumah mungil kita. Jaga Ibu dan Ayah disana, dan jangan lupa jaga kesehatan Mbak juga, jangan terlalu keras memforsir tenaga untuk bekerja. Aku sudah gak pantes Mbak kirimi baju baru dan lain lainnya, sebaliknya, seharusnya aku yang bebuat begitu, tapi Mbak selalu menolak dan mengingatkanku untuk selalu menabung untuk masa depan. Oh ya aku akan selalu ingat pesan pesan Mbak, untuk menjaga waktu sholat dan selalu mendo’akan Ayah dan Ibu. Rasanya tak cukup hanya dengan surat ini saja aku mengungkapkan rasa kangenku pada Mbak, tapi setidaknya aku bisa lengabarkan keadaanku disni baik baik saja. Sudah dulu ya Mbak saya akhiri surat ini, semoga surat ini bisa mengobati rasa rindu dan kangenku pada Mbak dan keluarga disana.

Wassalaam


Tulisan ini diikutkan pada GIVEAWAY : Aku Sayang Saudaraku yang diselenggarakan oleh Susindra

Hidup berdampingan dengan hewan


Banyak yang bertanya, kamu tinggal dimana sih Kang ?. Saya tinggal di daerah yang bisa dikatakan semi hutan, mengapa demikian, karena rumah dinas saya berada dikelilingi oleh kebun kakao (coklat) dan pohon-pohon tua yang umurnya sudah lebih dari 80 tahun.

Semenjak saya tinggal dirumah dinas ini, banyak sekali hal-hal baru yang saya temui, mulai dari hewan-hewan kecil yang menggelikan sampai makhluk halus yang menakutkan hehe. Mungkin makhluk halus ini sedikit kaget, rumah yang biasanya gelap dan tidak berpenghuni berubah terang dan berpenghuni, tapi itu hanya sebentar kok. Dan saya bersyukur semua sudah kembali normal, makhluk halus itu pergi dengan sendirinya, sip hehe.

Uniknya ada sebuah alarm alam yang sampai saat ini istiqomah selalu membangunkan saya setiap malam. Seekor tokek yang selalu berbunyi diwaktu subuh, seakan sengaja membangunkan saya untuk bergegas bangun dari tempat tidur. Entah dari mana tokek ini, mungkin sebelum saya tinggal disini dia sudah lebih dulu menempati rumah ini, makanya saya enggan untuk mengusirnya toh dia gak berbahaya. Nah, saya berhasil mengambil gambarnya ketika dia sedang mendarat untuk mencari serangga. Sampai saat ini tokek ini menjadi salah satu teman setia dirumah dinas.

Bukan hanya seekor tokek yang ada didalam rumah dinas saya, kodok dan tupai (bajing) pun ada, tupai ini kadang nyasar masuk rumah meski hanya didapur, serasa kebun binatang aja rumah ini hehe. Saya yakin hewan-hewan kecil ini hanya numpang hidup, jarena selama ini hewan-hewan tersebut tidak pernah membuat masalah, makanya saya enggan untuk mengusik kehidupan mereka, toh mereka lebih dulu menempati rumah ini sebelum saya datang sebagai penghuni baru.

Hidup beriringan dengan makhluk lain itu indah, selama tidak ada yang merugikan dan tidak membuat masalah dengan mereka. Saya berfikir, hewan pun bira diajak untuk berdamai dan hidup bersama, lalu kenapa kita yang diciptakan sempurna dan diperangkati dengan akal tidak bisa hidup akur antar sesama manusia. Lagi-lagi saling menghargai dan menghormati adalah hal penting dan mutlak yang harus diterapkan dalam kehidupan ini. Damai itu indah, dengan damai akan tercipta sebuah kasih sayang dan rasa cinta. Wes kah alarm saya sudah berbunyi, saatnya untuk beristirahat, semoga postingan ini bermanfaat dan menjadi sebuah pengingat bagi kita semua khususnya bagi saya.

NB : Sumber gambar makhluk halus. kodok dan tupai berasal dari google

Plesiran ke Makam Para Wali


Awal Februari kemarin saya sempat berkunjung ziarah ke makam para Sunan Wali Songo. Kunjungan saya ini bukan yang pertama kalinya, 9 tahun yang lalu saya sudah pernah mengunjunginya, tapi suasananya sudah sedikit berbeda dengan 9 tahun lalu. Terdapat beberapa obyek yang sudah mengalami perubahan karena renovasi. Hanya satu yang tidak berubah masih banyaknya para pengemis jalanan yang rata-rata masih anak dibawah umur.

Sunan Bonang tempat pertama yang saya kunjungi. Sunan Bonang ini berada di Tuban, 9 tahun yang lalu untuk menuju makam sunan Bonang kendaraan besar seperti Bus dan kendaraan lainnya bisa parkir dekat alun-alun kota Tuban, tapi kemarin pas saya kesana, eh sudah ada lahan khusus untuk parkir, jadi untuk menuju makam Sunan Bonang saya naik becak dengan tarifnya Rp. 5000/orang, meski kenyataannya becaknya berisi 2 orang hehe. Ada yang unik disini, ada seorang yang tak dikenal yang langsung mengambil foto tanpa ijin dan pada akhirnya meminta uang tebusan dari hasil jempretannya itu, kata tukang becak yang berada disana mereka adalah fotografer jalanan, tarifnya hanya Rp. 5000/foto dan saya berhasil mereka jempret meski akhirnya saya hanya membayar Rp.2000 + foto saya lumayanlah buat kenang²an sang fotografer jalanan tersebut.


Sunan Drajat berada di Lamongan, yang berubah saat ini adalah adanya pasar yang sudah tertata rapi disana. Sudah tidak adanya orang-orang yang merapikan sandal atau sepatu disana, hanya para pengemis jalanan yang 9 tahun lalu masih saya temui disana. Sayang fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola pun terbatas, masak ambil wudhu’ sama mandi tarifnya sama, lain halnya di Sunan Bonang semuanya serba gratis.



Disunan Kudus kami beristirahat dan lumayanlah bisa meluruskan punggung dan mendinginkan pantat yang sudah panas sekali karena efek menempuh perjalanan jauh hehe. Iseng-iseng saya bertanya pada salah satu orang penjaga yang ada disana. Kenapa Gapuro itu berdiri di depan Masjid Agung ini Pak ? tanya saya. Dan bapak tersebut menceritakan sejarah tentang gapura tersebut. Gapuro berasal dari bahasa arab yaitu Ghofuro yang artinya ampunan atau pengampuan. Makanya gapuro itu sengaja dibangun didepan Masjid untuk menarik masyarakat untuk bertaubat dan masuk Islam, karena bangunan gapuro itu sendiri adalah bangunan khas umat Hindu-Budha. Oooo baru tau saya.



Akhirnya rombongan sampai Demak sekitar jam 3 dini hari. Karena seharian belum mandi sayapun mandi di Demak, ada yang aneh dengan airnya, airnya terasa sedikit asin hehe. Sambil menunggu adzan subuh saya berkeliling ke musium yang ada di sebelah utara Masjid Demak, disana ada sejarah perjalanan para sunan Wali songo serta silsilah keturunan Raja Demak dan para sunan lainnya.


Sunan Muria, buat saya perjalanan menuju sunan Muria sangat mengesankan, diiringi dengan gerimis saya dan anggota rombongan mendaki gunung dengan jarak +1.7 Km untuk menuju ke makam sunan Muria ini. Meski capek dan nafas yang sudah ngos²an itu tidak membuat saya dan para rombongan menyerah, untungya kanan kiri sepanjang jalan tersebut banyak pedagang kaki lima yang menjual makanan dan barang untuk oleh-oleh. Aslinya untuk menuju ke Makam Sunan Muria bisa di tempuh dengan naik ojek dengan tarif Rp. 10.000, tapi kata sebagian anggota rombongan “kalau berjalan hitung-hitung latihan thawaf, siapa tau tahun depan naik haji hehe” Amin.



Sesampainya disunan Giri ini kebetulan saya bareng sama salah satu menteri yang berkunjung, jadi ada pengawalan ketat dari aparat setempat. Untuk menuju ke Makam Sunan Giri ini, kalau mobil pribadi bisa parkir dekat pesarean Makam Sunan Giri, tapi masih naik gunung meski gak setinggi di Sunan Muria. Bagi yang naik Bus dari terminal bisa naik ojek atau naik dokar, dengan tarif, kalau ojek Rp. 5000/orang, kalau dokar Rp. 10.000/5 orang. Disunan Ampel (Surabaya), Sunan Maulana Malik Ibrahim (Gresik) dan Sunan Kalijogo (Jawa Tengah) tidak mengalami banyak perubahan, kondisinya sama dengan 9 tahun lalu #perasaan saya aja lo hehe.

Banyak sih buku-buku yang menceritakan tentang sejarah para sunan-sunan wali songo ini, tapi saya hanya ingin mengetahui langsung sejarah perjuangan beliau. Sahabat Blogger, ziarah ke makam para wali atau kemanapun itu jangan sampai diniatkan untuk mencari sesuatu yang bisa mendatangkan keajaiban atau yang lainnya, melainkan untuk belajar mengetahui sejarah dan perjuanganya. Kurang afdhol rasanya kalau belum langsung mengetahui sisa-sisa perjuangan para wali ini. Ada orang bilang “Jangan bilang rasa garam itu asin kalau belum pernah memakannya”, rasakan dan ambil ilmu serta hikmah didalamnya.

“Tulisan ini diikutkan  pada  Giveaway Pertama di Kisahku bersama Kakakin 

My Profil

Foto saya
Saya lahir, tumbuh, menghabiskan masa ABG di Jember dan sekarang saya mengais rejeki dengan menjadi seorang buruh di sebuah perkebunan di Banyuwangi. Motto dalam hidup saya "Jadikan Hidup Kamu Hari ini Lebih Baik Dari Hari Kemarin"

Post. Terbaru

Followers