Assalamu’alaikum para netter salam hangat dan senyum selalu untuk kalian ☺ ☺ ☺
Musim liburan anak sekolah telah tiba, hayo pada kemana semua nih mengisi acara liburan kali ini. Tapi disela² liburan banyak sekali para orang tua wali murid pada kebingunan untuk membayar uang daftar ulang alias registrasi. Padahal daftar ulang dulu hanya berlaku untuk anak SMP dan SMA, tapi sekarang anak SD juga ikutan ada daftar ulang, tampaknya “sudah ada kemajuan administrasi” dilingkup sekolah dasar.
Ada sebuah dialog yang sempat terdengar disela² perjalanan menuju pulang kerumah. Ibu 1 (A) dan ibu 2 (B):
A : gimna bu putranya naik kelas bu ??
B : Alhamdulillah naik bu,,tapi saya justru bingung ??
A : hmm..kenapa bukannya malah senang ??
B : masalahnya naik kelas malah bayar 1 Juta,,
A : Kenapa begitu ??
B : kata pihak semua wali murid wajib membayar iuran sumbangan.
Dari percakapan diatas saya berfikir, mungkin uang iuran yang dimaksud adalah uang gedung. Apa sekarang SD juga ada uang gedung apalagi SD Negeri, yang saya tahu SD Negeri itu di tunjang oleh dana pemerintah, kok ini malah minta sumbangan Iuran.
Lucunya lagi tahun ajaran beberapa tahun terakhir para siswa wajib membeli buku pelajaran yang direkomendasikan oleh sekolah masing². Padahal jaman saya sekolah yang namanya buku pelajaran itu turun temurun, sampai kalau lulus disumbangkan untuk perpustakaan, nah sekarang ironi sekali, setiap tahun sisawa baru tidak bisa “mengais” buku pelajaran punya kakak kelas, sungguh beban yang sangat memberatkan untuk para wali murid. Mungkin kalau hanya LKS (Lembar Kerja Siswa) wali murid bisa dituntut untuk membeli, ini malah tuntut untuk membeli buku yang hanya dipakai 1 semester.
Entah semua itu bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa atau malah memaksakan kehendak demi mencari keuntungan pihak² yang tidak bertanggung jawab. Anehnya negeri ini, disaat gencar²nya pemerintah mencanangkan “Wajib Belajar 9 Tahun” semuanya terbilang mahal. Malahan adik saya yang masih sekolah SMA uang SPPnya malah lebih tinggi dari pembayaran uang semester seorang mahasiswa aneh tapi nyata. Semoga para pihak terkait khususnya para Guru dan Dinas yang terkait bisa mengkaji ulang kebijakan ini.
Mau pintar kok mahal banget, padahal buku² dari kakak kelas sebelumnya masih bisa digunakan kenapa harus membeli yang baru. Maaf jika ada pengajar (Guru) atau pihak² terkait, tolonglah kami para pencari ilmu untuk diberi kemudahan, jangan berfikir untuk memperkaya diri sendiri, karena ditangan kami (pelajar) nasib bangsa kedepan ini akan berlangsung, ajarkan kepada kami tentang sebuah kebenaran dan kejujuran yang dapat mengharumkan nama bangsa ini. Semoga bermanfaat ☺ ☺ ☺
kalau sekarang buku2nya tiap thn ganti ya?
BalasHapusya begitulah, setiap tahun buku untuk siswa selalu berganti-ganti karna pesat nya teknologi sekarang menurut saya...
BalasHapustp buku yg lama tetep harus di manfaatin...
Setujuuuu!! Katanya masa depan bangsa tergantung di pundak generasi muda, tapi generasi muda malah makin sulit untuk maju..ck..ck..ck..
BalasHapusSemua mua mahal, apa ya yang murah?
emang dek, zaman sekarang sangat edan,, untuk bisa duduk di kedokteran saja harus bayar 100 juta, berarti hanya orang kaya lah yang akan menjadi orang pintar, gak salah juga korupsi semakin menggila, emang sudah tuntutan zaman .. hehe
BalasHapusoya,, tugasnya tolong diambil dek,, trims
salam :)
tau dak buku2 pelajaran dan buku2 catatn pelajaran sya dr jmn sd, mpe kelar kuliah 2 taon llu masih baek2 ja tu di gudang. malah klo si adek bingung cari referensi, biasanya buka buku2 lama. sklipun kurikulum beda, tp bahasan masih sama koq.
BalasHapus#lah, koq curhattt??? hehhehe
pakai-buang, seperti menghisap tebu, setelah rasa manis habis maka sepah dibuang.
BalasHapusmungkin kurikulumnya berubah, jadi tiap tahun merubah kurikulum sehingga tidak ada yang dapat dikais dari kakak kelas
ah biasalah orang mau cari untung..kalo gak kayak gitu bangkrutlah itu para penerbit buku lokal..
BalasHapusharusnya jgn disuruh membeli tapi lebih baik yang gak mampu pinjam saja..kalau memang niatnya mau mencerdaskan bangsa pasti akan terpikir hal2 yang memudahkan murid, syang'a spt'a niatnya cari uang aja.. hehehe
soalnya guru memang gajinya kecil... trus nyari proyek. aku memang agak susah ngomong gini, anai buku pelajaran itu kurikulumnya jelas dan gratis
BalasHapusIya Kak, waktu jamanku SD, adekku masih bisa pake buku "aisan" dari saya dan saya "aisan" dari tetangga
BalasHapussekarang mah adek2ku yang masih SD jarang mengais-ais buku musti beli
susah cari orang yang jujur, yah semoga bisa jadi genenrasinya hehe amiin :)
BalasHapusmusti siap2 nyiapin dana tiap tahun buat beli buku pelajaran nih, secara anak saya taun ini masuk SD ..
BalasHapusseharusnya ada sekolah gratis. khususnya jenjang SD ya.
BalasHapusganti buku disebabkan karena adanya pergantian kurikulum yang mungkin disesuaikan dengan perkembangan zaman. walaupun sebenernya pembahasannya di tiap buku itu hampir sama. sekarang tergantung ke kreativitasan muridnya untuk mencari bahan pelajaran. dibuku baru mungkin urutannya teratur di tiap pokok bahasan sesuai dengan kurikulum, tapi dibuku lama juga bisa dicari asal MAU sedikit berusaha membolak-balik mencari pokok bahasan yang sesuai. Jangan mengharapkan orang lain untuk merubah, jika kita ingin merubah diri sendiri, harus kita yang berusaha sendiri...^_^
BalasHapuskalau menunggu pemerintah kasihan sama kita, kita tidak akan pernah berbuat untuk diri kita sendiri.. :)
@Mbak Lidya : iya mbak
BalasHapus@Adittya : oo..begitu ya, terima kasih;
@Mbak Dewi : yang murah apaa ya ??? seperti semua pada gka gratis lo Mbak hhehee
@Kak Uni : wah tugas saya sudah lebih dahulu,,hehehe
@Kak Aci : asyikk bisa pinjam nih,,hehehe
BalasHapus@Pakde : hehehe,,tapi jangan dibuang eman,,lumyan buat referensi
@Nyla : Usaulan yang tuh,,ntar aku sampaikan pada Guru² seluruh Indonesia...
@Kak Ami : tapi gaji guru sekarang besar lo..
@Kak Tiara : hehe kok panggil kakak juga nih,,kalu aku panggil adik ahh,,
BalasHapus@Fonega : Aminn terima Kasih;
@Mbak Dey : wah sudah mau masuk SD,,kayaknya sudah dapat sragam baru tuh,,hehehe
@Kak Fany : seharusnya begitu
@Kak Ocha : hmm,,begtu ya,,jadi kita yang harus merubah sendiri ya Kak,,terima kasih ☺ ☺
Bener Kang....setiap tahunnya buku pelajaran ganti dan yang lama-lama jadi gak bis aturun temurun.
BalasHapusKalau begini gimna mau menciptakan generasi muda mndatang.