Bukan Manut Tapi Takut

Di pagi hari yang cerah ini matahari terbit dengan senyuman yang sangat menyenangkan, tapi tidak bagi sikecil sebut saja si Rio anak berumur 5 tahun ini menangis merengek² lewat di depan rumah si Dadrun. Entah kenapa dia bias menangis sepagi ini. Hati Badrun pun tergelitik untuk mengintrogasi Rio. Kenapa kamu menangis sayang ?, “Aku tadi di marahi” Ummi jawab Rio. Lah kenapa ? “karena aq gak boleh beli²” jawab Rio.

Bocah kecil itupun pergi meninggalkan Badrun, dalam hati Badrun masih penuh tanda apa benar apa yang diucapkan Rio kepada dia. Rio adalah anak yang gemuk dan mudah bergaul dengan lingkungan sekitar tak heran jika ibu² komplek sekitar gemes melihat Rio. Setelah di telusuri dalam beberapa hari Badrun akhirnya tidak betah dengan unek² isi hatinya yang selalu bertanya² dengan kejadian waktu pagi itu.

Kebetulan sore hari itu ibu² sedang kumpul di teras rumah si Ijah, si badrun pun menghampiri gerumulan ibu² tersebut. Badrun orangnya emang agak slengean, tapi juga terkenal di kompelk itu karena dia orang yang humoris. Sedang apa ibu², sore² kok pada ngerumpi, lagi nyantai semua nih” sapa Badrun. Ibu² pun menjwab dengan kompak “gak ada lagi silaturrahmi”, “wah aneh nih kedengarannya silaturrahmi kok kayak gini ckckckc” gumam Badrun. Kebetulan Ummi juga ada disana (ibu Rio). Bukan Badrun namanya kalu gak mencarpuri urusan orang lain, hehehe. Badrun bertnya “siapa diantara yang putra atau putrinya patuh pada ayahnya” pancing Badrun, Ibu² itupun langsung angkat bicara ada yang bilang “ semua patuh pada ayahnya kok”.

Tapi Ummi ibu Rio malah memberi argumentasi berbeda “kalau Rio mah patuh padaku” kata Ummi, wah ini kesempatan Dabrun untuk bertanya “bnar tah Bu ? “ “iya” sahut Ummi. Tapi kenapa kapan hari pagi² itu Rio menangis ? tanya Badrun, “wah itu masalah spele” jawab ummi. “Rio itu mah patuh padaku, sekali aku bilang jangan di akan mematuhinya” ujar si Ummi, “apa benar bu” jawab Badrun, “iya” jawab Ummi. Kebetulan ada Rio, Ummi memanggilnya “Rio sini nak, sana madi sama kakak” dengan nada yang amat tegas Ummi menyuruh Rio. Dengan tanpa daya Rio pun bergegas untuk pergi mandi.

Akhirnya Badrun mengambil kesimpulan “itu bukan patuh Ummi, takut, kata orang jawa “iku gak manut tapi wedi”, sahut Badrun. Ummi pun terdiam, lalu Badrun menceramahi ibu² yang sedang berkumpul tersebut “ Ibu² anak² itu jangan diajari rasa takut apalagi trauma gak bagus” ibu² pada “mesem semua”. “Qullu maulidun ‘alal fitroh” Dabrun sedikit mngeluarkan Hadist, Ummi pun merasa tersindir dia pun tersenyum simpul.

Mendidik anak kecil harus secara benar dan dengan cara benar pula agar di jiwa mereka tertanam rasa patuh dan hormat pada Orang Tua…wah jadi serius gini padahal si penulis belum punya calon lo hikz..hikz. Semoga bermanfaat Aminn

1 komentar:

  1. jadi beda ya...antara patuh dan takut. Cuma kadang gak keliatan apakah itu patuh beneran patuh atau patuh karena takut?

    BalasHapus

My Profil

Foto saya
Saya lahir, tumbuh, menghabiskan masa ABG di Jember dan sekarang saya mengais rejeki dengan menjadi seorang buruh di sebuah perkebunan di Banyuwangi. Motto dalam hidup saya "Jadikan Hidup Kamu Hari ini Lebih Baik Dari Hari Kemarin"

Post. Terbaru

Followers